TVRI YOGYAKARTA NEWS – TRI HARTANTO
Sementara itu sepekan menjelang bulan suci ramadan ratusan warga enam dusun padukuhan Sembung Sardonoharjo Ngagglik Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar tradisi nyadran di komplek makam Cangkringan.
Tradisi yang rutin digelar tiap tanggal dua puluh satu bulan ruwah dalam penanggalan jawa oleh warga diataranya dusun Cangkringan, Klembon, Sembung, Girirupo dan mbesi ini sebagai wujud rasa syukur dan mensucikan diri saling memaafkan jelang bulan suci ramadhan.
Usai sholat dhuhur warga dusun cangkringan dan dusun dusun di padukuhan Sembung, Sardonoharjo, Ngagglik, Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta sudah berkumpul di komplek makam cangkringan. Ratusan ahli waris bersama keluarga berkumpul dengan masing masing membawa berbagai macam makanan mulai tumpeng hingga jajan pasar dan buah buahan, tampak antusias mengikuti tradisi nyadran yang rutin digelar setiap tanggal dua puluh satu ruwah dalam penanggalan jawa tersebut.sebelum acaran tahlil atau kirim doa ditampilkan kesenian tradisional karawitan oleh sanggar kemuning manunggal budaya dari warga dusun Cangkringan.
Pembacaan doa tahlil dipimpin oleh sesepuh dusun atau rois terlihat khusuk dan khidmat diikuti oleh seluruh warga untuk mendoakan arwah leluhur masing masing warga yang dimakamkan di makam cangkringan termasuk mendoakan arwah sesepuh dusun Cangkringan.
Menurut ketua panitia sekaligus penanggung jawab nyadran dusun cangkringan tristianto tradisi rutin yang digelar setiap tahun ini sudah dimulai rangkaianya sejak beberapa hari sebelumnya, dimulai dengan kegiatan bersih makam.
Usai acara kirim doa atau tahlilan tradisi nyadran dilanjutkan dengan menampilkan kesenian hadroh kelompok pengajian ahli waris makam cangkringan dengan melantunkan shalawat nabi.
Rangkaian nyadran diakhiri dengan tabur bungan di masing pusara masing masing leluhur sembari mendoakan yang pimpin masing masing perwakilan keluarga ahli waris, selanjutnya makan bersama atau kembul bujono oleh warga dusun Cangkringan. Sejumlah makanan juga telah tersedia yang dibawa masing masing ahli waris yang leluhurnya dimakamkan di makam kopatan. Berbagai jenis makanan tradisional mulai tumpeng, jajan pasar hingga buah-buahan untuk saling dibagikan dan disantap bersama.