TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Sementara itu, salah satu kreasi olahan ikan yang belum begitu banyak diproduksi dan berpeluang sebagai usaha rumahan, yakni abon ikan lele.
Peluang itulah yang ditangkap warga wonotingal, srandakan, bantul, daerah istimew yogyakarta, utamanya ibu-ibu rumah tangga, yang tergabung dalam kelompok UMKM pengolahan ikan minarasaku abon lele.
Kelompok umkm minarasaku rumah amal salman di wonotingal, poncosar,i srandakan, bantul, daerah istimewa yogyakarta, merupakan salah satu tempat usaha kreatif, yang mengolah bahan dasar ikan, utamanya ikan lele. Produksi abon lele berawal dari, keinginan ibu-ibu wonotingal, agar anak-anaknya suka dan gemar makan ikan, untuk meningkatkan konsumsi gizi anak anak. Dari hal tersebut, muncul ide untuk membuat abon ikan lele, karena di dusun wonotingal dekat dengan sentra pembudidaya ikan lele. Bahan produk olahan berupa ikan lele berukuran besar, bukan ukuran ikan lele konsumsi untuk pasar warung makan. Selain dagingnya lebih banyak, bahan ikan lele besar, justru harganya lebih terjangkau. Untuk mengolahnya, daging ikan lele dikukus, lalu dicampur bumbu rempah, dan digoreng hingga matang. Setelah matang kemudian dimasukan ke alat pengering, untuk memisahkan kandungan minyaknya. Setelah diangin-anginkan hingga dingin, baru dikemas sesuai isi kemasannya. Setiap kali produksi rata rata membutuhkan 33 kilogram ikan lele segar, dan saat diolah bisa mendapatkan tujuh kilohgram abon lele. Produk tersebut dipasarkan secara luring maupun daring, dengan harga bervariasi tergantung beratnya. Kemasan seberat 50 gram dijual dengan harga 13 ribu, 100 gram dijual 25 ribu, dan 250 gram dijual 62 ribu rupiah.
Selain mampu memberdayakan ibu-ibu rumah tangga, usaha abon lele juga turut mendukung program gemar makan ikan cegah stunting.