TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
Sekolah mempunyai peran penting untuk mengantisipasi adanya tindak intoleransi, untuk itu upaya yang dilakukan salah satunya melalui model pendidikan manajemen toleransi.
Banyak faktor yang membuat anak-anak menjadi intoleran terhadap teman sebayanya seperti disebabkan dari pengaruh sosial media, keluarga, hingga tidak adanya sistem pendidikan yang memuat tentang pendidikan toleransi.
Komisioner KPA Diyah Puspitarini saat menghadapi ujian terbuka promosi untuk meraih gelar doktor di Universitas Negeri Yogyakarta menjelaskan, sistem pendidikan manajemen toleransi sangat penting diterapkan pada sekolah-sekolah. Sehingga kemudian terbentuk akhlak mulia dan menjadi salah satu solusi untuk mencegah adanya tindakan intoleransi di kalangan pelajar. Diharapkan dalam penerapan pendidikan toleransi ini, tidak lagi dipandang sebagai hal yang sifatnya seperti mata pelajaran, tapi bisa membentuk pemahaman toleransi dan budaya toleransi siswa. Diyah Puspitarini juga tidak memungkiri, dalam penerapan sistem pendidikan yang mengedepankan toleransi akan menghadapi berbagai tantangan, seperti tidak adanya kemauan sekolah untuk menerapkan sistem tersebut. Meskipun demikian, diyah mengaku, sudah mempraktekkan hal tersebut dalam penelitiannya, hasilnya pendidikan toleransi bisa diterapkan pada kalangan pelajar smp, serta tidak menutup kemungkinan juga bisa dilakukan pada jenjang pendidikan lain.
Diharapkan model pendidikan manajemen toleransi, dapat mengalami kemajuan dalam berbagai aspek sehingga generasi milenial dan alpha bisa hidup dalam kebersamaan.