Budidaya Melon Marak Saat Masuk Kemarau

Budidaya Melon Marak Saat Masuk Kemarau

TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI

Saat ini, memasuki awal kemarau, beberapa lahan di Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak dimanfaatkan untuk budidaya tanaman melon. Modal cukup besar pun banyak dikeluarkan petani untuk menanam buah yang marak dicari saat musim kemarau ini.

Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah satu wilayah yang banyak dipilih petani untuk budidaya tanaman melon. Buah yang banyak dicari saat musim panas ini, cocok dibudidayakan di lahan dan cuaca kering. Selain kondisi tanah subur yang ideal untuk melon, ketersediaan sumber air berupa sumur bor juga banyak dimiliki petani. Lahan di wilayah ini berjenis tanah hitam, yang banyak dipilih pembudidaya melon, dan tidak mudah kehilangan air, sehingga cukup menghemat biaya penyiraman saat kemarau. Sebagian petani juga rela mengeluarkan biaya banyak untuk memulai budidaya melon, mulai dari pemupukan, penyediaan obat, hingga bahan bakar untuk pengairan lahan. Setidaknya, biaya hingga dua puluh juta rupiah bahkan lebih, bisa dikeluarkan petani untuk luas lahan garap satu hektar. Petani melon berharap cuaca mendukung, dan tidak banyak terjadi hujan, sehingga tanaman melon usia muda bisa tumbuh baik, hingga masa panen dua bulan mendatang.

Varietas melon, seperti Amanda, banyak dipilih petani, karena memiliki rasa manis segar, dan berkualitas baik, dengan dicirikan dari penampilan jaring permukaan kulit yang lebih rapat, dan berat rata-rata ideal berkisar dua hingga dua setengah kilogram per melon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *