TVRI YOGYAKARTA NEWS – TRI HARTANTO
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia sangat mendukung wacana Kementerian Pertahanan RI yang akan mengirim pasukan perdamaian di wilayah perang Palestina-Israel, Gaza. Pasukan perdamaian ini akan bergerak di bawah komando Dewan Keamanan PBB jika terjadi gencatan senjata di wilayah tersebut.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Retno Marsudi, memberikan kuliah umum bertema “Diplomasi Indonesia untuk Palestina” di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Dalam kuliah tersebut, ia menyatakan bahwa Indonesia merupakan kontributor terbesar pasukan perdamaian di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selama 10 tahun terakhir, Indonesia telah mengirim pasukan perdamaian di bawah bendera PBB ke Sudan dan Lebanon, dengan peningkatan jumlah personel perempuan dalam pasukan tersebut.
Pengiriman pasukan perdamaian ke Palestina juga sesuai dengan konstitusi Indonesia. Oleh karena itu, jika PBB memutuskan bahwa Indonesia dapat mengirimkan pasukan perdamaian ke wilayah perang Palestina-Israel, khususnya Gaza, saat terjadi gencatan senjata, Indonesia siap melaksanakan tugas tersebut sesuai amanah konstitusi.
Situasi di Palestina terus memburuk sejak serangan Israel, dengan lembaga PBB yang mengurusi pengungsi (UNRWA) juga mengalami pelemahan dan tuduhan keterlibatan dengan Hamas. Akibatnya, negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat, membekukan bantuan kepada UNRWA. Pelemahan ini dinilai sangat sistematis oleh Israel untuk menghilangkan isu pengungsi dan hak untuk kembali.
Selain itu, tanah Palestina terus direnggut oleh pernyataan yang menghilangkan solusi dua negara, yang berarti Palestina terus terancam hingga hilangnya negara tersebut. Untuk menunjukkan dukungannya, Indonesia meningkatkan bantuan ke Palestina melalui UNRWA. Indonesia termasuk salah satu negara yang sejak awal mengakui Palestina sebagai negara dan konsisten mendukung kemerdekaannya, meski menghadapi tantangan di tengah situasi dunia yang tidak stabil.