TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Sebagai bentuk rasa syukur atas kelimpahan hasil panen di musim tanam pertama, Dusun Taruban, Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggelar bersih desa dan diikuti seluruh warganya.
Selain mengarak gunungan berisi hasil bumi, mereka juga menggelar serangkaian ritual adat lainnya, termasuk prosesi pembakaran ogoh-ogoh, yang merupakan simbolisasi kejahatan, marabahaya, dan sifat buruk manusia.
Arak-arakan ogoh-ogoh mengelilingi kampung, bersama sejumlah gunungan berisi hasil bumi, hasil panen, dan sejumlah ubah rampa lainnya, mengawali puncak acara bersih desa yang digelar warga Dusun Taruban, Kalurahan Tuksono, Kapanewon Sentolo, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari kediaman sesepuh dusun, warga memulai kirab untuk mengambil air suci di sendang desa, dilanjutkan berjalan kaki menuju makam leluhur. Sebelum masuk ke area makam, warga melakukan prosesi pembakaran ogoh-ogoh berbentuk setan gendruwo, setinggi hampir 3 meter. Ogoh-ogoh merupakan simbolisasi kejahatan, marabahaya dan sifat buruk manusia. Lewat berbagai prosesi adat ini, warga Dusun Taruban menunjukkan rasa syukurnya pada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan hasil panen di musim tanam pertama, sekaligus memohon agar diberikan kelancaran, kemudahan, dan kelimpahan hasil panen di musim tanam berikutnya.
Setelah melakukan pembakaran ogoh-ogoh, warga bersama para tetua adat, sesepuh desa, hingga seluruh tokoh masyarakat melanjutkan prosesi rangkaian acara bersih desa dengan ziarah ke makam leluhur yang dipercaya sebagai cikal bakal atau pendiri Desa Taruban. Di makam ini, warga menyempatkan diri mendoakan para leluhur sebelum akhirnya melanjutkan ritual dengan menggelar kenduri agung di rumah kepala dusun secara bersama-sama.