TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Sedikitnya 5 hektar lahan pertanian padi di Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, terancam gagal panen akibat terdampak kekeringan.
Terhentinya suplai air irigasi sejak beberapa waktu terakhir memaksa petani mengairi sawah dengan cara memompa air tanah menggunakan disel demi menyelamatkan tanaman padi mereka.
Seorang petani, Supartono, warga Dusun Dukuh, Kalurahan Sindutan, Temon, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini, rela mengeluarkan biaya ekstra untuk membeli bahan bakar disel mesin pompa air demi menyelamatkan tanaman padi miliknya. Bagaimana tidak, setiap tiga hingga tujuh hari sekali, ia harus mengairi lahan pertanian miliknya seluas seribu meter persegi yang mengalami kekeringan selama musim kemarau beberapa waktu terakhir ini. Padahal, sekali mengairi sawah, minimal ia membutuhkan waktu sekitar enam jam dengan kebutuhan bahan bakar mencapai tiga setengah liter. Tak hanya harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli bahan bakar disel, mengeringnya saluran air irigasi juga membuatnya harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencabut rumput liar yang tumbuh merajalela di lahan padi miliknya sebagai dampak minimnya air di lahan tersebut. Tanpa upaya itu, tanaman padi milik Supartono bukan tidak mungkin rusak dan tak bisa tumbuh maksimal sehingga membuatnya mengalami gagal panen.
Di kawasan Kalurahan Sindutan ini, sedikitnya terdapat sekitar lima hektar lahan pertanian padi yang mengalami nasib serupa. Para petani buruh seperti Supartono hanya bisa pasrah dan tak bisa berbuat banyak selain harus rela merugi demi menyelamatkan tanaman mereka yang terlanjur ditanam sebelumnya.