TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Usia tua tak membuat seorang kakek asal Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, patah semangat untuk terus bekerja mencukupi kebutuhan keluarga.
Di tengah banjirnya produk fesyen murah saat ini, ia tak menyerah bekerja menawarkan jasanya sebagai tukang vermak pakaian keliling hingga ke pelosok desa.
Hasan Basri, seorang kakek 63 tahun, sehari-hari bekerja sebagai tukang vermak pakaian keliling di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pria asli Jawa Barat ini selama ini tinggal bersama istrinya di wilayah Sendangsari, Pengasih, Kulon Progo, dan sudah lebih dari 15 tahun bekerja sebagai penjahit pakaian demi bisa menghidupi keluarganya. Lima tahun terakhir, Hasan bahkan rela berkeliling dari satu pelosok desa ke desa lainnya demi bisa mendapatkan pelanggan. Semakin ketatnya persaingan antar-penjahit hingga berkurangnya minat masyarakat untuk menjahitkan baju menjadi alasannya untuk tetap menekuni pekerjaannya. Ia berangkat menggunakan sepeda motornya yang telah dimodifikasi mulai pukul 8 hingga 17 Waktu Indonesia Barat. Hasan mengaku sudah biasa blusukan ke berbagai pelosok wilayah Bumi Binangun itu setiap harinya. Tak jarang, ia bahkan kerap mencari pelanggan hingga ke wilayah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, hingga Purworejo, Jawa Tengah. Menyasar konsumen dari kalangan menengah ke bawah seperti buruh bangunan hingga petani, Hasan menerima berbagai macam reparasi pakaian, mulai dari celana kolor, kaos, hingga kemeja. Ia juga menerima vermak bahan lain, seperti sprei kasur hingga sarung bantal. Tarifnya pun terbilang sangat murah, mulai dari 10 ribu hingga 25 ribu, tergantung kerusakannya.
Meski harus memeras keringat di usia yang tak lagi muda, Hasan Basri tetap bersemangat menjalani pekerjaannya. Besarnya risiko di jalan raya yang tak sebanding dengan penghasilannya setiap hari juga tak membuatnya mengeluh. Semua itu ia lakukan demi bisa mencari sesuap nasi untuk menghidupi keluarganya.