TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Akibat harga jual anjlok, seorang petani di Kapanewon Wonosari lebih memilih berjualan sayuran jenis kangkung secara online. Dengan layanan antar langsung sampai konsumen, petani bisa mendapat harga jual lebih baik dan menguntungkan.
Harga jual kangkung yang sempat anjlok ke lima ratus rupiah per ikat dianggap merugikan petani. Ongkos rawat dan kebutuhan penyiraman tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh. Beberapa strategi pemasaran pun ditempuh untuk memperoleh untung, salah satunya dengan berjualan secara online. Danang Risdiyanto, seorang ayah muda, tiga minggu terakhir lebih memilih memasarkan kangkung melalui beberapa aplikasi media sosial.
Kangkung yang ditawarkan online banyak mendapat respon dari teman, kerabat keluarga, hingga para pembeli lain. Peningkatan pelayanan pun diberikan, salah satunya dengan pesan antar sampai pembeli. Dengan pemasaran seperti ini, banyak teman dan kenalan lain memborong kangkung dalam jumlah banyak. Harga jual pun lebih terdongkrak. Kangkung yang semula hanya dihargai murah, kini bisa meningkat menjadi seribu rupiah bahkan lebih satu per ikatnya. Dalam sehari, Danang bisa memperoleh pesanan seratus ikat. Kangkung yang dipanen akan diantar langsung hari itu juga untuk menjamin kesegaran sayuran.
Selain pemasaran online, Danang juga berencana memasarkan hasil bumi miliknya ke beberapa rumah makan di area Kota Wonosari hingga Semanu.
Harga sayuran seperti kangkung biasanya akan turun seiring banyaknya petani sayuran yang menanam sayuran jenis ini di musim kemarau.