TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Selain keterampilan dan ketelatenan, sifat kesabaran sangat dibutuhkan oleh pembuat gamelan saat menyelesaikan hasil karyanya. Seorang pembuat gamelan asal Playen, Gunungkidul, bahkan butuh waktu empat hingga lima bulan untuk menyelesaikan satu set gamelan lengkap sebelum sampai di tangan pelanggan.
Inilah rumah produksi gamelan milik Mardi yang berada di Kapanewon Playen, Gunungkidul. Lelaki yang sudah masuk usia senja ini tiap hari masih disibukkan dengan aktivitas pembuatan berbagai macam alat musik Jawa. Hasil karya Mardi pun sudah melanglang buana hingga beberapa daerah di Jawa Tengah bahkan luar Jawa. Pekerjaan sebagai pembuat gamelan mulai ditekuni sejak periode tahun sembilan puluhan, dan awalnya hanya dipelajari secara otodidak saja. Mardi mengaku hanya bekerja sendirian menyelesaikan pekerjaannya. Semua pekerjaan mulai dari penyiapan bahan, tempa logam, pembuatan beragam jenis alat musik mulai gong, bonang, demung, gender, semua dikerjakan sendiri. Tidak hanya itu, pembuatan perangkat lain berbahan kayu seperti kendang, gambang, dan lainnya juga dikerjakan sendiri. Kesabaran dan ketelatenan sangat dibutuhkan untuk profesi pembuat gamelan. Tidak mengherankan, dibutuhkan waktu cukup lama bagi dirinya untuk menyelesaikan satu set gamelan lengkap. Proses produksi bahkan bisa memakan waktu empat hingga lima bulan. Meski butuh waktu lama, namun karya Mardi tetap banyak dicari pembeli. Selain kabar dari mulut ke mulut, karya gamelan Mardi juga dipasarkan melalui media sosial. Proses pengerjaan yang butuh waktu lama membuat Mardi membatasi pesanan masuk hanya tiga set gamelan lengkap saja dalam satu tahun. Harga yang dipatok untuk satu set gamelan bervariasi, mulai dari lima puluh lima hingga enam puluh lima juta rupiah, tergantung bahan baku yang digunakan. Besi dan kuningan menjadi bahan baku utama pembuatan aneka jenis alat musik gamelan.