Penjualan Hewan Kurban Kambing Masih Lesu

Penjualan Hewan Kurban Kambing Masih Lesu

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN

Menjadi salah satu jenis hewan yang disembelih saat Hari Raya Idul Adha mendatang, penjualan kambing mengalami penurunan dibanding tahun lalu.

Namun demikian, pedagang optimis di minggu awal bulan Dzulhijah 1445 Hijriah ini jenis kambing diminati menjadi alternatif pilihan hewan kurban. Seperti yang dijual di lapak pedagang Mas Eva di Jalan Stadion Baru, Dusun Gedongan Karangsari, Kalurahan Wedomartani, Kapanewon Ngemplak, Kabupaten Sleman, ini misalnya. Hewan kurban aneka jenis kambing masih belum banyak yang laku terjual. Dari 18 ekor kambing yang dijual, hanya baru laku 2 ekor saja. Padahal jika dibandingkan tahun lalu, jenis kambing banyak diminati kalangan masyarakat. Tak diketahui secara pasti penyebab menurunnya peminat untuk kambing ini. Meski demikian, pedagang hewan kurban Mas Eva tetap optimis jenis kambing akan laku seiring mendekati hari H penyembelihan. Jika belum laku juga masih ada hari tasyrik selama 3 hari setelah hari H Idul Adha. Dari sekian jenis hewan ternak kambing Jawa, jenis bligon maupun peranakan etawa (PE) menjadi salah satu alternatif hewan yang layak untuk dikurbankan pada saat Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah yang tinggal beberapa hari lagi. Kedua jenis kambing ini merupakan hasil silang jenis peranakan etawa (PE) asal Kaligesing dengan kambing lokal atau kacangan. Tak heran jika keturunan yang dihasilkan memiliki bentuk postur tubuh tinggi besar. Karenanya, hewan ternak dengan ciri umum telinga sedikit memanjang, bertanduk, dan bermoncong mulut mirip cakil dengan warna sejenis atau dua jenis dalam satu warna kulit kambing ini memiliki nilai jual yang tinggi dibandingkan kambing lokal atau kacangan. Hewan kurban jenis kambing ini termasuk kelas premium, karena ukurannya yang tergolong tinggi besar dengan kisaran harga 5 hingga 6 juta rupiah per ekor. Tak seperti domba yang mengonsumsi rumput hijau sebagai pakan utama, hewan ternak jenis kambing bligon ini banyak mengonsumsi dedaunan atau biasa disebut ramban seperti daun nangka dan daun pisang, sehingga tak perlu merumput atau ngarit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *