TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAAN ARIEF HERIAWAN
Forum Pendidikan Kebangsaan dan Pancasila (FPKP) memiliki misi mulia untuk mentransformasikan pemahaman Pancasila dari sekadar hafalan menjadi aplikasi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami dan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat, terutama generasi muda, akan memiliki ketahanan dan benteng diri terhadap ideologi asing yang berbahaya. Pancasila adalah benteng bangsa Indonesia dari berbagai ideologi lain yang berusaha untuk memecah belah persatuan. Dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam aktivitas sehari-hari, seperti gotong royong atau membantu sesama, jauh lebih efektif dan mengakar.
Menurut Ketua Pelaksana FPKP, Yoeke Indra Agung Laksana, dalam acara Pendidikan Kebangsaan di Gedung PPSDM, Baciro, Kota Yogyakarta, salah satu strategi FPKP adalah dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk ibu-ibu PKK, posyandu, dan komunitas pemuda. Melalui kegiatan dan edukasi yang dikemas secara menarik dan mudah dipahami, FPKP ingin menjadikan semua elemen tersebut menjadi agen-agen baru yang mencintai dan menjaga Pancasila. Sementara itu, anggota Komisi I DPR RI, Idham Samawi, menjelaskan meskipun Indonesia memiliki suku dan budaya yang jauh lebih beragam dibandingkan Yugoslavia dan Uni Soviet, Indonesia justru mampu tetap bersatu. Di satu sisi, Yugoslavia dan Uni Soviet, dengan keragaman suku dan budayanya yang lebih sedikit, justru mengalami disintegrasi dan pecah belah. Di sisi lain, Indonesia, dengan kekayaan budayanya, mampu bertahan sebagai satu bangsa yang utuh. Kunci pemersatu Indonesia adalah Pancasila.
Pendidikan dan pemahaman Pancasila harus terus ditanamkan di tengah era globalisasi dan arus informasi yang tak terbendung, serta banyak ideologi baru dan gerakan separatis yang dapat menggerus nilai-nilai Pancasila. Sampai saat ini FPKP masih optimis dengan peran aktif masyarakat dan generasi muda dalam menjaga dan mengamalkan Pancasila.