TVRI YOGYAKARTA NEWS – MARGOLARAS
Menyemarakkan Hari Laut Sedunia yang diperingati setiap delapan Juni setiap tahunnya, perupa di Bantul menggelar pameran tunggal yang menceritakan perjalanan dan pengalaman hidupnya berada di kepulauan maritim.
Karya lukisan yang dipamerkan beraliran abstrak naifisme menggambarkan kekayaan alam laut di negeri ini, serta segala tradisi dan kehidupan nelayan, hingga permasalahan lingkungan. Karya seni instalasi bubu serupa alat penangkap ikan tradisional dipajang di pintu masuk Gallery Lorong di Nitipuran Kasihan Bantul, menandai digelarnya pameran tunggal senirupa karya Seppa Darsono, seorang perupa di Bantul.
Pameran senirupa bertema tentang laut yang digelar kali ini terasa penuh makna, lantaran bertepatan dengan peringatan Bulan Hari Laut Sedunia yang diperingati setiap tanggal delapan Juni. Aksi teatrikal yang diperagakan oleh seniman Mujari menandai dibukanya pameran tunggal karya perupa Seppa Darsono di Gallery Lorong Kasihan Bantul tersebut.
Tema laut sendiri diangkat berdasarkan perjalanan dan pengalaman hidup sang perupa yang kerap berada di lingkungan dekat laut, hingga memunculkan ide-ide dan keberanian untuk membuat karya senirupa berupa lukisan bertema laut. Menurut kurator, dua belas karya yang ditampilkan beraliran abstrak naifisme, yang meskipun terlihat abstrak namun didalamnya terdapat lukisan-lukisan yang menggambarkan beragam kehidupan di laut, serta tradisi dan kehidupan manusia yang memanfaatkan kekayaan laut seperti nelayan, hingga terjadinya permasalahan lingkungan di laut seperti pencemaran yang terekam dalam penglihatan sang perupa.
Selain karya seni lukisan, dalam pameran tersebut juga ditampilkan karya seni instalasi berjudul “Perahu dan Bintang”. Menurut kurator, “Perahu dan Bintang” bernuansa kegelapan ditengah laut, telah dialami oleh para pelaut zaman dulu dimana sebelum ditemukannya alat kompas, bintang di langit akan menjadi penunjuk arah. Kehidupan di lingkungan laut telah menjadi inspirasi perupa untuk berani berkarya.
Menurut perupa, pengalaman terakhir saat berada di Kepulauan Riau, menemukan banyak atmosfir yang berbeda di Tanah Melayu, hingga akhirnya menjadi inspirasi untuk mematangkan karya-karyanya dan menggelar pameran. Menurutnya, perkembangan seni rupa di era sekarang ini bergerak sangat cepat sehingga juga harus diikuti oleh para perupa muda di tanah air, dengan berbagai identitas budaya maupun medianya.