TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Sejumlah warga di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo, mendatangi kantor Pemkab Kulon Progo Senin siang kemarin.
Selain mengeluhkan bau busuk dan tercemarnya air sumur di lingkungan mereka, warga juga mempertanyakan komitmen Pemkab dalam memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak di sekitar lokasi.
Dipimpin lurah serta tokoh masyarakat setempat, belasan warga yang tinggal di sekitar TPA Sampah Banyuroto, Nanggulan, Kulonprogo, datang ke kantor Pemkab Kulonprogo untuk melakukan audensi dengan PJ Bupati Kulonprogo beserta jajarannya. Kedatangan mereka dipicu kebijakan Pemkab yang menurunkan status jalan di sekitar TPA dari yang semula jalan kabupaten menjadi jalan kelurahan. Kebijakan ini dinilai sebagai bentuk lepas tanggung jawab Pemkab dalam memperbaiki infrastruktur jalan yang rusak parah akibat sering dilintasi armada pengangkut sampah. Tak hanya itu, warga juga mengeluhkan dampak TPA terhadap lingkungan, di mana selain menimbulkan bau menyengat, pengolahan sampah yang dinilai tidak tuntas juga membuat sumur warga tercemar sehingga mengganggu aktivitas keseharian mereka. Warga sendiri sebenarnya mengaku tidak menolak keberadaan TPA, namun mereka berharap pemerintah dapat memperhatikan dampak serta konsekuensi yang ditimbulkannya.
Sementara itu, Pemkab Kulonprogo mengaku akan menampung semua keluhan warga tersebut. Pemkab berdalih kebijakan penurunan status jalan dilakukan karena alasan anggaran daerah yang terbatas. Namun meski status jalan diturunkan, Pemkab mengklaim akan tetap memperhatikan perbaikan jalan dengan memanfaatkan sumber dana lainnya. Sedangkan terkait limbah, Pemkab mengaku sudah melakukan pengolahan air lindi sesuai dengan aturan yang berlaku. Munculnya bau menyengat diduga terjadi akibat adanya kebocoran instalasi yang penangannya tidak bisa dilakukan secara seketika.