TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, ratusan ibu-ibu dari Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta membuat ratusan liter eco-enzyme dari sampah organik. Kegiatan ini sebagai bentuk pengolahan sampah organik langsung dari sumbernya. Selain itu, sebagai upaya mengurangi buangan sampah organik ke depo-depo sampah. Nantinya, eco-enzyme tersebut akan dipakai untuk berbagai keperluan rumah tangga dan pertanian.
Ratusan ibu-ibu Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta dari 14 kemantren memperingati Hari Lingkungan Hidup dengan membuat 1500 liter eco-enzyme yang ditampung dalam 100 galon di Embung Langensari. Pembuatan eco-enzyme dilakukan dalam rangka gerakan mengolah sampah organik sebagai langkah mengurangi sampah yang menumpuk di depo-depo. Eco-enzyme terbuat dari sejumlah kulit buah dalam kondisi segar seperti pisang, semangka, jeruk, dan sisa sayuran yang dicampur dengan air dan molase atau gula. Selanjutnya, eco-enzyme yang ditampung dalam ratusan galon tersebut akan disimpan di Bank Sampah Induk Yogyakarta selama tiga bulan untuk proses fermentasi. Jika sudah jadi, eco-enzyme ini rencananya akan dipakai untuk berbagai kebutuhan rumah tangga seperti mengepel lantai, perawatan rambut, obat luka atau bisul, hand sanitizer, pestisida alami, pupuk organik, dan lainnya. Selain itu, eco-enzyme tersebut akan dipakai untuk memeriahkan peringatan Hari Ozon Sedunia pada bulan September nanti karena eco-enzyme dapat digunakan sebagai pelindung bata dipakai untuk pembuatan taman. Ke depan, sosialisasi pengolahan sampah residu plastik tersebut akan ditularkan ke kemantren lainnya.
Untuk mengolah sampah organik, saat ini di 678 Bank Sampah di Kota Yogyakarta masing-masing telah memiliki 54 biopori untuk pengolahan sampah organik. Harapannya, dengan semakin banyak fasilitas pengolahan sampah organik, masyarakat secara berkelanjutan akan terus bisa mengolah sampahnya dari rumah sehingga persoalan sampah di Kota Yogyakarta terselesaikan.