TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA
Untuk menjaga kelestarian alam, bisa dilakukan dengan cara yang mudah, salah satunya berhenti menghasilkan sampah plastik. Ajakan inilah yang disuarakan aksi bertajuk meramut budaya, meramut semesta di titik nol Yogyakarta. Aksi bertajuk meramut budaya meramut semesta, mengugah kembali kepedulian Anak-anak Muda, untuk melestarikan Alam. salah satunya, menyoroti rendahnya kesadaran Generasi Muda untuk mengurangi Sampah Plastik, seperti Sedotan, Botol, dan Kantong Kresek. Melalui pertunjukan Musik dan Tari Daerah, aksi ini dipusatkan di titik nol Kota Yogyakarta, sebagai ruang berkumpulnya para Wisatawan dari berbagai Daerah, dengan harapan pesan yang disampaikan tersebar ke Masyarakat luas. Aksi ini juga melibatkan para pemuka Lintas Agama, untuk ikut mengimbau Masyarakat dalam Pelestarian Alam. Para pemuka Lintas Agama menyiratkan, semua ajaran mengajak umatnya untuk mencintai Bumi, bukan merusaknya. untuk menguatkan komitmen Pelestrian Alam, para pengunjung diajak untuk membubuhkan tanda tangan, pada kain putih besar. Sebagai wujud apresiasi, panitia memberikan Bibit Pohon Alpukat dan Jambu Air, dan kepada pengunjung, untuk ditanam sebagai wujud Pelestarian Alam. Aksi Fashion Show Busana ramah Lingkungan, juga ditampilkan sebagai ajang Literasi Masyarakat. Baju-baju karya kembali pulang berbahan Tumbuhan Kapas, yang ditanam dengan sistem Tumpangsari, sehingga tidak perlu membuka Lahan baru untuk Produksinya. bahkan, kancingnya pun tidak terbuat dari Plastik, tapi Cangkang Kerang. Sebagai penutup, Aksi Seni dan Budaya untuk Pelestarian Alam di titik nol Kota Yogyakarta, diakhiri dengan Flashmob dari Panitia dan Pengunjung. Menari bersama ini bertujuan untuk Memperteguh Komitmen, Menjaga dan Melestarikan Alam, secara masif dengan cara yang sederhana.