TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Masih dari Gunung Kidul. Sejumlah nelayan di Kabupaten Gunung Kidul resah, karena minimnya pasokan es balok untuk mengawetkan ikan. Akibatnya, puluhan ton ikan hasil tangkapan nelayan menjadi rusak, dan terpaksa dijual murah.
Sejumlah nelayan di Kawasan Pantai Sadeng, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akhir-akhir ini resah, karena sebagian ikan hasil tangkapan mereka kondisinya cepat membusuk. Hal ini disebabkan karena kurangnya pasokan es balok yang berfungsi untuk mengawetkan ikan. Pasokan es balok yang tersedia saat ini masih belum mampu untuk mengawetkan seluruh ikan hasil tangkapan para nelayan, baik yang masih di atas kapal maupun di tempat pelelangan ikan. Akibatnya, kondisi ikan menjadi mudah rusak hingga membusuk. Tidak hanya itu, ikan yang kondisinya sudah rusak terpaksa dijual oleh nelayan dengan harga yang sangat murah. Sebagai contoh ialah ikan cakalang. Jika biasanya satu kilogram ikan cakalang dijual dengan harga dua puluh lima ribu rupiah, apabila kondisinya rusak hanya dapat dijual seharga empat ribu rupiah saja per kilogramnya. Salah seorang nelayan di Pantai Sadeng, Barno mengatakan, selama ini pasokan es balok yang tersedia masih belum mampu memenuhi kebutuhan para nelayan. Bahkan, untuk memenuhi kebutuhannya, para nelayan sampai membeli es balok dari luar daerah.
Nelayan berharap, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul dapat segera memberikan solusi dengan mendirikan pabrik es balok sendiri. Sehingga, kebutuhan es balok untuk nelayan dapat terpenuhi.