TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Satu keluarga Beranggotakan 4 Orang, di Kulon Progo Daerah Istimewah Yogyakarta, memilih tinggal di Rumah terpencil, yang berjarak sekitar 2 Kilometer dari Rumah Tetangga terdekat. selain menjadi Satu-satunya Penghuni Kampung Mati tersebut, satu Keluarga itu pun harus Berjalan Kaki Naik turun Bukit, untuk bisa Mengakaes Dunia Luar. Jalan Setapak ini harus ditempuh Septi, Anak dari Sumiran, yang Tinggal di Desa Terpencil, di Dusun Watu Belah, Pengasih, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Keluarga Sumiran, menjadi Keluarga terakhir, yang Tinggal di Desa Suci, akibat Akses masuk Desa yang Ekstrim, dan hanya bisa ditempuh dengan Berjalan Kaki. Untuk menjangkau Rumah Tetangga terdekat, yang mempunyai Akses menuju Dunia Luar, dibutuhkan Waktu tempuh sekitar 1 Jam Berjalan Kaki, atau sekitar 2 Kilometer, dengan Medan Jalan Setapak Berbatu, Naik Turun Bukit, mengikuti Kontur Pegunungan. Sumiran, Kepala Keluarga Penghuni terakhir Desa Mati ini sebenarnya, telah dibuatkan Rumah baru melalui Program Bedah Rumah, yang berada di Pemukiman terdekat, dengan Akses yang lebih Mudah. Namun Sumiran merasa lebih Nyaman, dan memilih tetap tinggal di Rumah Lamanya, untuk melakukan Aktivitas Sehari-hari sebagai Tukang Kayu, meski harus Terisolasi dari Dunia Luar Saat ini Rumah baru Keluarga ini, lebih sering ditinggali Anak-anak Sumiran, sebagai tempat Singgah Sepulang Sekolah. Mereka menggunakan Rumah baru Bantuan para Donatur ini, untuk Beristirahat sejenak, sebelum akhirnya kembali Pulang ke Rumah lama, yang berjarak Dua Kilometer, setiap Harinya.