Belasan Tahun Tak Dilakukan, Tapa Brata Kembali Digelar Warga Merapi

Belasan Tahun Tak Dilakukan, Tapa Brata Kembali Digelar Warga Merapi

TVRI YOGYAKARTA NEWSMUCHAMAD RIDWAN

Ditengah masih tingginya aktivitas Gunung Merapi, para Abdi Dalem Hargo Merapi bersama  Warga dan Relawan melakukan Tradisi Laku Tapa Brata. Bertepatan dengan Bulan Muharam 1446 Hijriyah, laku tapa brata dilakukan dengan berjalan tanpa berbicara sejauh 15 Kilometer, dimulai dari petilasan Mbah Marijan mengelilingi Wilayah dua Kalurahan di Kapanewon Cangkringan, Kabipaten Sleman.Ditengah Luncuran Lava Pijar Gunung Merapi Pada Rabu Malam, Belasan Abdi Dalem Hargo Merapi ini bersiap melakukan tradisi laku tapa brata yang dimulai dari halaman pendopo dan rumah petilasan mbah marijan, dusun kinahrejo, kalurahan umbulharjo, kapaenwon cangkringan, kabupaten sleman. penyalaan tiga obor yang terbuat dari sepotong bambu dan kain sebagai sumber api untuk penerang ini melengkapi jalannya laku tapa Brata. Tradisi yang sudah lama tidak dilakukan sejak erupsi gunung merapi tahun 2010 silam ini dipimpin langsung oleh juru kunci merapi, Mas Wedana Suraksa Hargo Masasih . Laku tapa brata dilakukan dengan tanpa bicara satu sama lain yang juga diikuti oleh Warga dan Relawan. Ditengah perjalanan sejauh 15 Kilometer ini, Baik Abdi Dalem, Warga dan Relawan diharapkan Berdzikir atau berdoa sesuai keyakinan Masing-masing untuk memohon keselamatan kepada sang maha Pencipta, terutama bagi Masyarakat yang tinggal dan hidup di Lereng Merapi. Melintasi sejumlah Wilayah di Dua Kalurahan yakni Kalurahan Umbulharjo dan Kepuharjo, jalan kaki yang dilakukan tak searah dengan jarum jam yakni ke kiri sebanyak satu kali dari petilasan Mbah Marijan-Bunker di kaliadem dan kembali di petilasan Mbah Marijan dan diakhiri dengan Makan Nasi Berkat dari Tumpeng dan Ayam Ingkung yang disediakan di Pendopo Hargo Merapi. Diceritakan sejumlah sesepuh Warga Di Kinahrejo, sebelum terjadi Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010 silam, Almarhum Mbah Marijan melakukan laku tapa brata setiap Bulan Suro. Karenanya saat ini, untuk kali pertama paska Erupsi Gunung Merapi Tahun 2010, laku tapa brata ini kembali dilakukan sebagai bentuk Pelestarian.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *