TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Dinas pertanian dan pangan Kabupaten Kulonprogo terus mendorong upaya peningkatan produktivitas hasil panen komoditas kopi di Kulonprogo, selain mendorong penambahan luasan lahan tanam, upaya juga dilakukan dengan mendorong petani kopi menerapkan sistem monokultur di lahan perkebunan mereka.
Memiliki ketinggian hingga mencapai 1000 meter diatas permukaan laut, Kawasan Perbukitan Menoreh dikenal sebagai daerah penghasil komoditas kopi di Kulonprogo. Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo mencatat, saat ini terdapat 5 ribu lebih petani kopi yang ada di wilayah Perbukitan Menoreh. Mereka tersebar di 5 wilayah Kapanewon, dengan cakupan luasan lahan perkebunan mencapai sekitar 1400 hektar lebih . Meski memiliki cakupan lahan perkebunan yang cukup luas, sayangnya hingga saat ini hasil produktifitas kopi yang dihasilkan belum bisa maksimal. Hal itu disebabkan karena mayoritas petani masih menerapkan sistem multi kultur atau tumpang sari di lahan perkebunan mereka. Sehingga untuk menggenjot tingkat produktivitas, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo pun mendorong para petani menerapkan sistem monokultur di lahan mereka. Diharapkan dengan sistem ini hasil panen kopi dapat lebih maksimal.
Kopi sendiri menjadi salah satu komoditas perkebunan yang terus dikembangkan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo sejak beberapa tahun terakhir. Sebagai salah satu komoditas ekspor yang sangat diminati di pasar dunia, pengembangan industri kopi diharapkan mampu meningkatkan pendapatan serta kesejahteraan warga di kawasan Perbukitan Menoreh Kulonprogo.