Dialog Budaya Sabtu Kliwon Pakualaman Digelar Di Luar Kadipaten

Dialog Budaya Sabtu Kliwon Pakualaman Digelar Di Luar Kadipaten

TVRI YOGYAKARTA NEWSPAULUS YESAYA JATI

Pertama kali, dialog budaya sabtu kliwon pakualaman, kini digelar di luar di Kompleks Puro Pakualaman, untuk lebih mengenalkan sejarah dan Nilai-nilai kepaku-alaman, ke Masyarakat. Nantinya, dialog budaya satu kliwon pakualaman juga akan menyasar ke berbagai lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan harapan pengetahuan seni dan budaya pakualaman, terus lestari di Bumi Mataram ini. Dialog Budaya Sabtu Kliwon pakualaman di Embung Giwangan, menjadi yang pertama kali, di luar Kadipaten, setelah sebelumnya secara rutin, hanya digelar di kompleks puro pakulaman. Bertugas sebagai narasumber kanjeng pangeran Haryo Kusumo-Parasto, dan Kanjeng Raden Mas Tumenggung Projo-Kusumo dari kadipaten pakualaman. Dalam pemaparanny, k-p-h kusumo-parasto menceritakan sejarah berdirinya kadipaten pakualaman, saat pangeran notokusumo dilantik Kraton Yogyakarta, sebagai pangeran merdiko, pada tanggal 22 juni seribu-812, setelah melewati berbagai percobaan pembunuhan, dan gagal diracun saat hidup sebagai tawanan di Cirebon, Jawa Barat. Berdirinya kadipaten pakualaman, juga bukan karena ambisi kekuasaan, tetapi perjalanan hidup pangeran notokusumo, yang pasrah kepada tuhan yang maha esa. Di sisi lain, Kraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman, tidak dapat dipisahkan karena di masa penjajahan jepang, raja sri sultan hamengku-buwono ke-9 dan gusti paku alam ke-8, memutuskan untuk bergabung dengan republik indonesia. Sedangkan, k-r-m-t projokusumo dalam pemaparannya mengatakan, sumber budaya di daerah istimewa yogyakarta itu, tidak hanya dari kraton yogyakarta. hal ini karena ada sumber budaya lain, seperti dari kadipaten pakualaman, yang memiliki corak berbeda. salah satunya adalah, abdi dalem karawitan kadipaten pakualaman, harus bisa gendhing bercorak yogyakarta dan surakarta, sehingga melahirkan ciri khas tersendiri, di kadipaten pakualaman. Dialog budaya sabtu kliwon pakualaman, digelar di luar di kompleks puro pakualaman bertujuan untuk, semakin lebih mengenalkan sejarah kadipaten pakualam, dan nilai-nilai pakualaman ke masyarakat. Dalam dialog budaya sabtu kliwon tersebut, bidang pendidikan menjadi salah satu ciri khas kadipaten pakualaman, yang paling menonjol, mulai dari tokoh pendidikan nasional dari pakualaman, ki hajar dewantoro, hingga Cokro-Wasito, nama dari sosok pengrawit pakualaman yang dikenal hingga mancanegara, bahkan namanya diabadikan menjadi salah satu bintang di gugusan andromeda, oleh nasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *