TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Hingga pertengahan Tahun 2024 ini serapan pupuk bersubsidi di wilayah Kabupaten Kulonprogo tercatat masih sangat minim. Berdasarkan Data Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten kulonprogo , serapan pupuk bersubsidi jenis Urea dan Npk di Kalangan Petani baru menyentuh angka 20 hingga 30 persen. Dinas Pertanian dan pangan Kabupaten Kulonprogo Tengah menggencarkan gerakan percepatan serapan pupuk bersubsidi mulai awal Tahun 2024 ini. Langkah ini dilakukan menyusul masih rendahnya angka serapan pupuk bersubsidi di kalangan para petani , yang terjadi secara merata di semua wilayah Kapanewon. Untuk pupuk jenis urea dari alokasi sebanyak 8.801 ton tahun 2024 , hingga saat ini baru terserap sebanyak 1.690 ton atau 19,21 persen. Hal yang sama juga terjadi pada pupuk bersubsidi jenis npk, yang baru terserap 2.645 ton atau 29,3 persen dari total alokasi 9.028 ton. Serapan paling minim terjadi untuk jenis pupuk bersubsidi jenis npk formula khusus untuk Tanaman Kakau, yang baru terserap 1,250 ton atau 1,67 persen dari total alokasi 75 ton. Mundurnya masa tanam, penambahan alokasi pupuk yang baru bisa diakses mulai bulan mei , hingga kendala penebusan pupuk bersubsidi dengan menggunakan kartu tani serta ktp, diduga menjadi sejumlah faktor penyebab rendahnya serapan pupuk bersubsidi ini dinas pertanian dan pangan kabupaten kulonprogo sendiri mendorong para petani agar dapat mengecek kuota alokasi penerimaan pupuk bersubsidi, untuk segera dimanfaatkan. pasalnya sejak tahun 2022 hingga 2024 tercatat ada sekitar 10.900 orang Petani yang tidak menebus pupuk bersubsidi. berkoordinasi dengan sejumlah pihak, gerakan percepatan serapan pupuk bersubsidi ini, diharapkan dapat memaksimalkan penggunaan pupuk bersubsidi di kalangan petani. hal ini menjadi penting, agar tidak ada pengurangan alokasi pupuk bersubsidi yang diberikan pemerintah pusat kepada petani di Kabupaten Kulonprogo, di tahun mendatang.