TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO DAN ARIEF HERIAWAN
Sebanyak 33 Anak Muda dari seluruh DIY yang memiliki Puluhan Ribu pengikut di Media Sosial dikumpulkan Bawaslu DIY dalam rangka membantu pengawasan Pilkada pada Bulan November 2024. Melibatan anak muda dalam pengawasan pemilihan melalui program pengawasan partisipatif, merupakan program bawaslu melalui aktivisme digital untuk mengawal pilkada. Ketua Bawaslu DIY, Mohammad Najib, saat membuka acara pengembangan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan Pemilu Partisipatif (P2P) dengan tajuk partisipasi kelompok muda melalui aktivisme digital untuk mengawal Pilkada 2024 , mengatakan pada momen Pilkada kalangan anak anak muda membawa peran di Masyarakat. Saat ini media sosial memegang peran penting karena begitu masif diakses masyarakat. Hoax politik, masih terjadi sampai saat ini, dan Bawaslu DIY mengingikan anak-anak muda yang aktif di media sosial dengan puluhan ribu pengikutnya ikut berkomitmen menjadi bagian mengawal Pilkada. Saat ini DIY menjadi daerah dengan Sumber Daya Manusia unggul sehingga banyak dinamika yang muncul,dengan bergabungnya Anak-anak muda dalam Pengawasan Pilkada , tugas Bawaslu DIY bisa lebih maksimal dalam melakukan pengawasannya. Keterlibatan anak anak muda yang aktif di Media Sosial bersama Bawaslu, diharapkan mampu mewujudkan Pilkada berintegritas dan pilkada di DIY mendapat indeks terbaik seperti yang diraih saat Pemilu lalu, sementara, koordinator divisi pencegahan pengawasan dan Humas Bawaslu DIY, Ummi Illiyana, menambahkan, Bawaslu DIY mengrekrut anak anaka muda karena tren dinamika saat ini berubah. Pilkada dan pemilu tahun 2019 media sosial belum jadi pilihan utama meraih simpati pemilih ,namun Sejak 2024 media sosial jadi ruang kampanye dan persaingan sehingga Bawaslu DIY juga berubah pola pengawasan menjadi digital. Bawaslu DIY berharap Anak-anak muda bisa menjadi agen mensosialisasikan Hal-hal positif, Memberikan pendidikan politik dan menggelorakan semangat anti hoax melalui platform Sosial Media dan jangan sampai Anak-anak muda menjadi Buzzer Politik yang menyampaikan informasi tak baik.