Dokumen Kontijengsi Merapi Perlu Pemutakhiran

Dokumen Kontijengsi Merapi Perlu Pemutakhiran

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMAD RIDWAN

Lokakarya pendekatan aksi antisipatif terhadap rencana kontinjensi Erupsi Gunung Merapi digelar di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan dilakukan untuk mengumpulkan informasi terkini seputar situasi, kebijakan dan risiko terkait status Gunung Merapi saat ini untuk menyamakan persepsi dalam tindakan antisipatif. diikuti berbagai elemen mulai dari TNI POLRI, forum relawan, BPBD Kabupaten Sleman, Basarnas, sejumlah perwakilan dinas terkait, hingga awak media,digelar di Jalan Kaliurang Kilometer  21, Dusun Purworejo, Kalurahan Hargobinangun,Kapanewon pakem, Kabupaten Sleman. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya membangun kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam menghadapi keadaan darurat akibat Erupsi Gunung Merapi.  Sebenarnya ada dokumen kontijengsi, namun  perlu dilakukan pemutakhiran  mengingat sudah berusia 4 diantaranya Penyesuaian-penyesuaian, kaitannya dengan praktis karakteristik Merapi yang berbeda, kemudian perkembangan infrastruktur,  perkembangan jumlah penduduk dari tujuh desa sebagaimana didalam pemetaan BPPTKG yang berpotensi terdampak Merapi. Tujuh desa tersebut meliputi Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Hargobinangun, Purwobinangun, Girikerto Dan Wonokerto. Selain Itu  Kaitannya Dengan tata kelola tata Laksana yang Melibatkan Para Pemangku Kepentingan Sekaligus memperkuat sistem penanggulangan bencana di kabupaten sleman. koordinator forum pengurangan resiko bencana- FPRB  Kabupaten Sleman, Yogyasmono menyebut, perlu peningkatan kapasitas masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Merapi. Sehingga mereka lebih siap melakukan antisipasi, jika sewaktu-waktu status aktivitas Gunung Merapi dinaikkan ke level awas. peserta lokakarya, salah satunya di bidang peternakan dan kesehatan menyambut baik kegiatan yang diinisiasi oleh BPBD Kabupaten Sleman dan forum pengurangan resiko bencana, FPRB, ini. Namun demikian, perlunya  lebih mematangkan di rekon terutama di bidang Peternakan. Dalam hal ini ternak yang harus dievakuasi benar benar ditata penempatannya , sehingga masyarakat sekitar lokasi terdampak itu bisa menikmati dari hasil rencana kontijengsi ini. Kegiatan Lokakarya diharapkan dapat membangun kesepakatan para pihak, baik pemerintah maupun non pemerintah yang akan terlibat dalam penanganan gunung merapi, supaya panangananya efektif efisien dan terpadu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *