TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Batik menjadi tema pada Gelaran Festival Prawirotaman Tahun 2024, tema ini dipilih untuk semakin mempopulerkan Batik Kepada Wisatawan mancanegara. Festival Prawirotaman juga menjadi salah satu upaya untuk mendorong Kampung Bule di Kota Yogyakarta ini semakin mendunia. Sekaligus juga diharapkan memperkuat branding Kota Yogyakarta sisi selatan. Parade paguyuban becak kayuh yang dihias Batik dan komunitas pecinta Sepeda Onthel dengan kostum pejuang 45 menyemarakkan pembukaan Festival Prawirotaman Tahun 2024. Becak kayuh dan Sepeda Onthel dilibatkan karena menjadi Ikon transportasi legendaris Kota Yogyakarta sejak dahulu kala. Magnificent Batik Jogja menjadi tema yang diusung dalam Festival Prawirotaman 2024. Tema ini dipilih untuk mengenalkan kembali kawasan prawirotaman yang dulu dikenal sebagai Sentra Batik karena dalam catatan sejarahnya, banyak Rumah di Prawirotaman dihuni para Juragan Batik. Dalam pembukaannya, digelar kegiatan Membatik Massal di Jalan Prawirotaman untuk semakin mengenalkan ragam kain Batik ke Wisatawan mancanegara. Sejumlah turis asing pun ikut terlibat dalam membatik Massal ini. Data Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta menyebutkan Bulan Agustus menjadi masa Liburan musim Panas bagi Wisatawan mancanegara. Untuk itu, Festival Prawirotaman digelar guna menaikkan kunjungan Wisatawan dan Okupansi Hotel di Masa Low Season setelah musim Liburan Sekolah selesai. Selain itu, menjadi ajang mempromosikan berbagai Destinasi Wisata di Kota Yogyakarta kepada Wisatawan Mancanegara, seperti Kota Gede yang dikenal sebagai kota kuno bekas Ibu Kota Mataram Islam. Di sisi lain, mengejar target kunjungan Wisatawan Mancanegara Pada Tahun 2024 sebesar 150.000 Orang. Untuk menyemarakkan Festival Prawirotaman, malamnya akan digelar Fashion Show Batik kekinian yang mendatangkan puluhan Desainer Dalam Negeri dan Luar Negeri yang membedakan Festival Prawirotaman dengan Tahun-tahun sebelumnya, Tahun 2024 ini, digelar selama Dua Hari dari Tanggal 23 sampai 24 Agustus 2024, para pelaku UMKM di Prawirotaman ini pun dilibatkan untuk memutar Perekonomian Masyarakat Sekitar. Dalam Sejarahnya, selain dikenal sebagai Kampungnya para Prajurit Kraton Yogyakarta, Prawirotaman dikenal sebagai sentra penghasil batik cap. Namun, setelah industri Batik mulai sepi, banyak Warga yang beralih pekerjaan menjadi pengusaha penginapan dengan banyak menyediakan fasilitas Kafe, Bar, dan Warung. Seiring waktu, Kampung Prawirotaman banyak didatangi turis, terutama mancanegara hingga akhirnya dikenal sebagai Kampung Bule sekarang ini.