TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Prihatin melihat semakin berkurangnya jumlah populasi penyu di alam, seorang petani asal Kulonprogo, berinisiatif melakukan penangkaran penyu secara swadaya.
Memanfaatkan lahan sempit di pekarangan belakang rumahnya, ia pun rela mengeluarkan biaya pribadi yang tak sedikit, demi bisa memperbanyak tukik, untuk dilepas liarkan kembali ke alam.
Inilah Nuryanto warga Padukuhan Bugel II, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo. Lelaki yang sehari-hari bekerja sebagai petani cabai ini, aktif melakukan penangkaran satwa langka dilindungi, yakni penyu jenis lekang. Uniknya Nuryanto dulunya merupakan seorang pemburu penyu, yang biasa menanggap penyu untuk diperjual belikan ataupun dimakan dagingnya.
Sejak 2017 silam, Nuryanto berhenti menjadi pemburu, dan beralih menjadi pelestari atau penangkar penyu. Terlebih setelah melihat jumlah populasi penyu yang semakin langka di alam. Berbekal ilmu, serta peralatan seadanya, Nuryanto pun kerap mencari sarang telur penyu, untuk ditetaskan di pekarangan belakang rumahnya. Penyelamatan telur penyu ini diperlukan untuk memperbesar persentase jumlah penetasan. Pasalnya jika dibiarkan di pantai, telur penyu bisa hilang atau rusak, baik itu karena faktor kondisi alam ataupun akibat ulah manusia. Selain harus mengeluarkan biaya pribadi untuk membeli makanan tukik, Nuryanto juga kerap membeli telur penyu yang ditemukan para nelayan untuk diselamatkan.
Kini dalam sebulan Nuryanto rata-rata berhasil menetaskan 600 ekor tukik, untuk dirilis ke laut. Ia juga selalu melibatkan berbagai pihak dalam kegiatan perilisan, sebagai bagian edukasi konservasi penyu di alam.
Meski harus kehilangan sebagian waktu, tenaga, serta biaya, Nuryanto mengaku senang bisa melakukan upaya penyelamatan penyu di kawasan pantai sekitar tempat tinggalnya. Ia hanya berharap penyu-penyu langka tersebut tetap dapat hidup lestari di alam, sehingga tetap dapat disaksikan anak cucunya maupun generasi berikutnya di masa mendatang.