TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Petani di Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul, harus memanfaatkan air dari sumur pompa untuk menambah kebutuhan pengairan lahan sawah.
Selain untuk kebutuhan pupuk, biaya besar juga harus dikeluarkan petani untuk mencukupi kebutuhan air selama kemarau.
Sulit air dialami banyak petani lahan sawah di Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul. Berbulan-bulan, saluran irigasi tidak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan air petani. Debit air saluran irigasi utama sudah banyak berkurang akibat kemarau panjang. Air dari sumur pompa pun dimanfaatkan petani untuk menambah kebutuhan air. Seminggu sekali, petani mendapatkan tambahan air dari dua sumur pompa yang beroperasi di daerah ini. Meski cukup membantu, namun diakui petani, kebutuhan air yang diterima masih jauh dari jumlah ideal. Suyatman salah satu petani menuturkan, durasi pengairan dari sumur pompa hanya satu jam mengairi lahan sawah miliknya dalam sepekan. Untuk bisa menjamin tanaman tetap tumbuh baik, biaya cukup besar pun harus dikeluarkan. Untuk satu jam pengairan dari sumur pompa, petani harus keluar biaya sebesar tujuh puluh ribu rupiah. Hal tersebut membuat biaya rawat tanaman padi musim tanam kali ini pun dipastikan membengkakkarena petani juga harus membeli pupuk dengan harga ratusan ribu rupiah. Suyatman memperkirakan, produksi gabah saat panen nanti juga akan menurun akibat kurang air saat kemarau.
Pengairan utama lahan sawah Kalurahan Genjahan, Ponjong, Gunungkidul mengandalkan irigasi dari beberapa sumber mata air. Selama kemarau debit air dari beberapa sumber mata air berkurang banyak, sehingga harus dilakukan penggiliran pakai di beberapa lahan. Saat ini, aliran irigasi utama hanya bisa dinikmati 2 hari saja dalam seminggu.