TVRI YOGYAKARTA NEWS – UCU ANDRITAMA
Kawasan sumbu filosifis mempunyai potensi yang sangat beragam mulai dari bangunan cagar budaya, seni hingga budaya yang sampi saat ini masih dilestarikan.
Oleh karena itu pemahaman terkait kawasan sumbu filosofis perlu disertai pelestarian, pengelolaan, dan pemanfaatan, salah satunya melalui ajang Jogja World Heritage Festival yang di gelar Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan DIY.
Keistimewan Daerah Istimewa Yogyakarta dari sisi kebudayaan ditandai dengan keberadaan nilai nilai luhur budaya jawa yang di tafsirkan dan di wujudkan dalam berbagai bentuk dan tidak di temukan di daerah lain, dimana salah satunya berupa kawasan sumbu filosofis. Kawasan sumbu filosofis sendiri memiliki potensi tengible dan intengible yang sangat beragam, diantaranya bentuk bangunan, seni dan budaya yang sampai saat ini masih dilestarikan masyarakat. Untuk bentuk bangunan berupa bangunan cagar budaya panggung krapyak, keraton, dan tugu pal putih, terkait pemahaman tentang kawasan sumbu filosofis ini juga perlu disertai dengan pemahaman pelestarian, pengelolaan dan pemanfaatan di tengah masyarakat. Oleh karena itu Dinas Kebudayaan Kundha Kabudayan DIY Tahun Anggran 2024 melalui Balai Pengelolaan Kawasan Sumbu Filosofis akan menggelar Jogja World Heritage Festival 21 hingga 22 September mengambil tema sangkaning dumadi dari sub tema gebayanan. Lokasi peyelengaraan sendiri akan digelar di kawasan jalan D.I Panjaitan Kemantren Mantrijeron Kota Yogyakarta.
Sejumlah agenda akan di gelar dianatarnya kirab bregada, amazing race, bersih bersih sumbu filosofi, bazar UMKM, talk show dan gelar poptensi.