TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Ratusan pelaku seni campursari Gunungkidul ambil bagian dalam festival campursari yang diikuti seluruh perwakilan kapanewon.
Selain sebagai upaya kembali menggairahkan seni campursari khas manthous, ajang ini juga untuk mencari bakat baru di seni tarik suara ini.
Banyak kegiatan budaya digelar menyambut hari jadi Gunungkidul ke 194 tahun. Gelar festival campursari yang melibatkan lebih empat ratus pelaku seni campursari, di gelar di Alun-Alun Kota Wonosari. Delapan belas kapanewon mengirimkan perwaklan untuk beradu menjadi yang terbaik, menyajikan genre musik yang lahir dari bumi handayani ini. Tujuan diadakan festival ini salah satunya untuk tetap menjaga dan melestarikan musik campursari gunungkidul di tanah kelahiran sendiri. Beberapa dekade ke belakang, campursari gunungkidul berhasil muncul menjadi salah satu jenis musik yang banyak digemari semua kalangan. Dalam festival ini, penyaji diharuskan membawakan beberapa lagu campursari karya manthous. Tembang-tembang campursari yang populer di periode sembilan puluhan wajib dibawakan group perwakilan kapanewon yang bertanding di festival ini. Tiap group diberi waktu tampil terbatas, dan harus menampilkan setidaknya tiga buah tembang. Selain penampilan vokal solo atau perorangan, dinilai juga penampilan duet penyanyi. Selain itu juri juga akan memilih lima penyaji gruop terbaik. Banyak perwakilan kapanewon yang berani menampilkan penyanyi putra atau putri usia muda. Hal ini diakui menjadi angin segar bagi perkembangan seni campursari. Regenerasi diharapkan masih terus tumbuh. Festival yang digelar selama dua hari ini mampu mengundang antusias warga dan penikmat musik. Tak ayal, ajang festival ini juga menjadi hiburan gratis masyarakat, untuk menyaksikan musik kebanggan Gunungkidul ini.