TVRI YOGYAKARTA NEWS – SETYA BUDI
Ratusan warga Gunungkidul berbagai usia mengikuti lomba jemparingan atau olahraga panahan tradisional mataram.
Kegiatan yang digagas Dinas Kebudayaan ini, juga sebagai upaya pelestarian sekaligus pengenalan panahan tradisional Yogyakarta kepada masyarakat luas.
Perlombaan yang digelar di Gelanggang Tenis Sewokoprojo, Wonosari, ini mampu menarik minat ratusan peserta. Sembilan puluh pemanah profesional dan sembilan puluh pemula, ambil bagian dalam lomba jemparingan memperingati hari jadi gunungkidul ke seratus sembilan puluh empat. Peserta lomba dari berbagai tingkat usia baik putra dan putri, bersaing memperoleh poin tertinggi memanah target bandul berjarak tiga puluh meter. Jemparingan kali ini terdiri dari dua puluh rambahan atau ronde. Setiap peserta diwajibkan melahap setidaknya dua puluh ronde atau dua puluh kali memanah target yang telah ditentukan. Nilai yang didapat akan diakumulasi untuk kemudian dihitung peringkat terbaik. Meski baru pertama kali dilombakan di gunungkidul, namun kegiatan ini sudah mampu menarik minat warga mengikuti lomba. Saat ini tedapat dua belas paguyuban jemparingan tumbuh subur di beberapa kapanewon di Gunungkidul, seperti ngawen, semin, karangmojo dan wilayah lain. Agus Mantara Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul mengatakan, selain sebagai ajang penyaluran hobi, jemparingan juga sebagai sarana asah bakat sekaligus proyeksi menuju jenjang prestasi. Secara Nasional, telah digelar berbagai kejuaraan jemparingan diberbagai wilayah di Indonesia.
Diharapkan olahraga khas Yogyakarta ini akan makin berkembang dan dikenal luas masyarakat. Jemparingan juga menjadi sarana bagi generasi muda untuk lebih mengenal seni dan olahraga tradisional. Kelas pemula untuk ajang perlombaan kali ini juga banyak diikuti peserta anak.