TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO-ARIEF HERIAWAN
Gaung kesetaraan dan inklusivitas, menjadi nilai yang dibawa dalam pementasan pantomim, dari Komunitas Pantomim Pelajar Yogyakarta, di Taman Budaya Yogyakarta.
Dari 42 anak yang tampil pantomim, mulai tingkat paud hingga sekolah tingkat pertama, beberapa di anataranya disabilitas, yaitu attention deficit hyperactivity disorder dan tuli.
Komunitas Pantomim Pelajar Yogyakarta atau PAPEYO, adalah komunitas teater yang baru lahir. Pentas di Taman Budaya Yogyakarta, menjadi penampilan perdana dari anak-anak, yang didominasi oleh usia sekolah, dari jenjang PAUD hingga SMP. Untuk penampilan kali ini, terdapat 42 anak yang ikut pentas. Mereka tampil dua sesi, dan membawakan cerita berjudul monster pencuri mimpi. Selain mewadahi minat dan bakat anak-anak, PAPEYO juga jadi ruang berekspresi dan senang bagi semua pihak. Hal tersebut salah satunya dibuktikan dari, pendekatan dengan anak-anak yang jauh dari kata formal, dan tidak membebani harus tampil bagus, terlebih sempurna. Pada pementasan ini, papeyo mengundang komunitas disabilitas attention deficit hyperactivity disorder dan tuli untuk menonton, serta dihadirkan pula juru bahasa isyarat sebagai penerjemah.
Sejauh ini, PAPEYO masih berdiri sendiri, dan belum terafiliasi dengan dinas atau instansi manapun. Pementasan ini bisa terlaksana, karena kontribusi dan kerja sama orang tua penampil, mulai dari panitia hingga mengurus semua aspek pentas di Taman Budaya Yogyakarta.
Pentas pantomim, menjadi salah satu daya tarik siswa, dari tingkat paud hingga sekolah menengah pertama, dalam mengasah minat dan bakat, terutaman pantomim.