TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Sementara itu, lahan kosong sterilisasi bong suwung, akan dibangun emplasemen Stasiun Yogyakarta, sesuai dengan cetak biru.
Sementara, akses masuk dari sisi utara dan selatan di lahan bong suwung, ditutup secara permanen.
Setelah sterilisasi, lahan bong suwung dengan luas lebih dari dua ribu 400 meter persegi, di Kompleks Stasiun Yogyakarta, akan dibuat emplasemen. Emplasemen merupakan kompleks, terdiri dari banyak jalur rel kereta api di luar rel utama, sehingga tidak mengganggu perjalanan kereta api. Fungsi emplasemen adalah untuk menyimpan atau langsir, penyusunan rangkaian kereta, menyortir, dan membongkar muat sarana-prasarana lokomotif, serta perawatan kereta atau lokomotif. Saat ini, langsiran kereta, hanya bisa dilakukan ke arah timur, sehingga dengan emplasemen, kemacetan karena langsiran dapat diatasi. Kompleks emplasemen, juga akan dibangun dengan bangunan stasiun, mengingat per harinya, Stasiun Yogyakarta, didatangi sekitar 16 ribu orang pada akhir pekan. Secara bertahap, pengerjaan awal akan dilakukan dengan perluasan rel kereta api, kemudian akan dibangun gedung stasiun di atasnya, atau mengangkangi rel. Peron, di antara dua jalur utama rel kereta api saat ini, sempit atau pendek-pendek, sehingga membahayakan penumpang. Dengan rel yang diperlebar, akan memberikan ruang agar penumpang merasa nyaman. Dengan adanya lahan kosong bong suwung, pembangunan stasiun tugu akan bisa diperluas tanpa mengubah bangunan utama, yang berstatus cagar budaya. Bangunan baru Stasiun Tugu yang lebih besar ini, akan berada di belakang atau sisi wilayah barat.
Sebelumnya, Kamis Pagi, 3 Oktober 2024, sekitar 400 orang pekerja PT KAI Daop VI Yogyakarta, mebersihkan sisa-sisa bangunan yang belum ditertibkan sendiri, oleh warga bong suwung. Pembersihan ini melibatkan satu unit alat berat eskavator, dengan 75 bangunan semi permanen yang ditertibkan.
