Puter Pelung, Bersuara Khas Dipilih Jadi Klangenan

Puter Pelung, Bersuara Khas Dipilih Jadi Klangenan

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Aneka jenis burung berkicau maupun bersuara banyak dipilih untuk dipelihara sebagai burung kesayangan atau klangenan, salah satunya puter pelung.

Suaranya yang panjang mengalun mulai dari angkatan, tengahan hingga ke ujung menjadi suara khas salah satu burung endemik indonesia itu.

Salah seorang pembudidaya burung puter pelung, Sutanto Mundru warga Dusun Ngaglik, Sardonoharjo, Ngaglik ini misalnya, sudah sejak tiga tahun lalu mulai beternak burung puter pelung. Ditengah suasana masa pandemi Covid 19 kala itu, beternak burung puter pelung menjadi kegiatan dalam mengisi hari. Menurutnya, beternak burung puter pelung mudah-mudah susah, terlebih ditengah masih berlangsungnya musim kemarau saat ini.cuaca atau suhu panas sangat mempengaruhi beternak burung puter elung terutama sistem breading.suhu mempengaruhi telur burung, karenanya diperlukan cara khusus untuk menanganinya agar jangan sampai kopyor yang menjadikan telur tidak menetas.salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah menyediakan tempat yang lebih luas dari yang biasanya. Mengangin-anginkan maupun menjemur burung dibawah sinar matahari pagi sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang burung puter pelung, termasuk kebersihan kandang dan kebutuhan pakan biji-bijian yang dikombinasikan dengan pakan bekwalitas seperti biji milet putih. Sejauh ini, sutanto mundru menilai, penjualan burung puter pelung cukup lumayan dan mulai kembali bergeliat setelah sempat terhenti. Namun demikian, harga jual tetap tergantung pada kwalitas burung puter pelung. Dari penjualan yang pernah dilakukan Sutanto, pernah laku terjual diharga 1,5 juta rupiah dengan penjualan online ke wilayah Cirebon.

“Makanan khas burung puter pelung ini biasanya biji-bijian kombinasi dengan milet, beras merah, kacang ijo, untuk harga pakannya standar, sekitar Rp 9.000, kalau milet putih biasanya sampai Rp 14.000” ungkap Sutanto Mundru.

Pada sistem breading sangat dianjurkan menggunakan kurungan yang disendirikan. Saat memasuki usia 7 hingga 8 bulan, secara alami burung puter pelung bisa berpasangan dan mengalami proses kawin secara alami. Saat itulah akan memasuki masa bertelur, mengeram hingga menetas. Hadirnya kegiatan lomba puter pelung yang biasanya diinisiasi pengurus cabang, pengcab, perkumpulan penggemar dan pelestari puter seluruh Indonesia, PPPPSI, dinilai bermanfaat untuk menaikan dan menstabilkan harga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *