TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI
Ganasnya serangan hama penyakit serta harga jual yang anjlok, membuat para petani bawang merah di Kabupaten Kulonprogo mengalami kerugian besar di musim panen tahun ini. Hal ini semakin diperparah dengan jatuhnya harga jual bawang merah dipasaran .
Hal ini memaksa para petani lebih memilih untuk menyimpan dan menjual sendiri hasil panen dibanding menjual langsung di sawah.
Sutinem petani bawang merah asal Dusun Banaran, Demangrejo, Sentolo, Kulonprogo, mengaku merugi hingga jutaan rupiah di musim tanam kali ini. Hal itu disebabkan karena lahan pertanian bawang merah miliknya mengalami penurunan produksi akibat terserang hama dan penyakit. Lahan bawang merah miliknya seluas 2000 meter persegi, yang biasanya mampu menghasilkan bawang merah hingga mencapai 2 ton, saat ini hanya mampu menghasilkan sekitar 8 kwintal bawang merah saja. Hal itu semakin diperparah dengan jatuhnya harga jual bawang merah saat ini yang turun drastis dari biasanya 20 ribu per kilogram menjadi sekitar 10 ribu per kilogram.
“Sekarang keserang hama, biasanya bagus-bagus, biasanya keluar 2 ton, sekarang Cuma 8 kuintal saja” ujar Sutinem, salah seorang petani bawang merah.
Akibat dihargai sangat rendah oleh para tengkulak, para petani bawang merah seperti sutinem mengaku lebih memilih untuk menyimpan hasil panen mereka dibanding menjual langsung di sawah. Meski dari sisi bobot akan sedikit menyusut, namun ia mengaku dengan cara itu ia dapat menjual sendiri panenan bawang merah miliknya dengan harga sedikit lebih tinggi. Sutinem sendiri mengaku telah menghabiskan modal hingga 15 juta rupiah untuk menanam bawang merah di awal musim ini. Namun akibat serangan hama penyakit, hasil panenan bawang merah miliknya hanya ditawar kurang dari 10 juta rupiah. Jumlah itu jauh menurun dari tahun lalu yang bisa laku hingga mencapai 30 juta rupiah.