TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Akibat dilanda kemarau selama lebih dari 6 bulan, hampir 95 persen telaga yang ada di Kabupaten Gunungkidul mengalami kekeringan.
Fenomena ini membuat sebagian besar masyarakat harus merasakan sulitnya mengakses air bersih, untuk digunakan dalam kebutuhan sehari hari.
Sudah lebih dari 6 bulan lamanya seluruh wilayah di Kabupaten Gunungkidul dilanda musim kemarau. Selain berpengaruh pada turunnya hasil panen masyarakat, kemarau panjang juga membuat mayoritas telaga alami yang ada di Kabupaten Gunungkidul menjadi kering. Fenomena keringnya telaga ini membuat sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul yang hingga saat ini masih memanfaatkan air telaga untuk digunakan dalam kebutuhan sehari hari menjadi resah. Dari total 359 telaga yang ada di Kabupaten Gunungkidul, sebanyak sembilan puluh lima persen diantaranya saat ini kondisinya mengering. Pihaknya menjelaskan bahwa telaga yang mengering tersebut merupakan telaga yang difungsikan hanya menampung air hujan saja.
“Kalau jumlah telaga yang ada di Kabupaten Gunungkidul totalnya 359 telaga, kalau terpantau saat ini 95 persen telaga mengering. Pemerintah melakukan rehabilitasi, kalau ada pendangkalan, akan dilakukan penggalian, namun penggaliannya tidak terlalu dalam” ujar kabid sumber Daya Air DPUPKP Gunungkidul, Sigit Swasono.
Sementara itu, salah satu warga Kapanewon Wonosari yang saat ini masih memanfaatkan telaga, Syarifudin mengungkapkan bahwa musim kemarau pada tahun ini merupakan kemarau yang cukup panjang.
“Kondisi telaga saat ini mengering, kalau musim hujan, dikelola untuk benih ikan oleh karangtaruna bisa untuk pemancingan, bisa untuk pendapatan” ungkap Syarifudin.
Meski demikian, dia bersama warga lain terus berharap hujan dapat segera turun di wilayahnya. Sehingga, telaga yang saat ini mengering akan terisi kembali dengan air, dan dapat dimanfaatkan olehnya.