TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Ratusan masyarakat di Kalurahan Girisuko, Kabupaten Gunungkidul kembali menggelar tradisi labuhan, di lingkungan Telaga Motoindro.
Labuhan ini dilakukan, sebagai bentuk ucapan rasa syukur kepada tuhan atas berkah yang diberikan, sekaligus upaya pelestarian tradisi dari leluhur.
Inilah keseruan yang dirasakan ratusan masyarakat di Kalurahan Girisuko, Kapanewon Panggang, Kabupaten Gunungkidul, saat sedang saling berebut gunungan yang disuguhkan dalam acara tradisi labuhan. Tradisi yang diikuti masyarakat dari 2 padukuhan di Kalurahan Girisuko, yakni Padukuhan Temuireng 1 dan Temuireng 2 ini, dilaksanakan di halaman Telaga Motoindro.
Acara diawali dengan mengarak 4 buah gunungan, berangkat dari Balai Padukuhan Temuireng, gunungan diarak menuju Telaga Motoindro, arak-arakan ini diiringi para warga masyarakat dengan menggunakan pakaian tradisional. Tiba di lokasi, acara dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh sejumlah tokoh masyarakat setempat selanjutnya rangkaian acara tradisi labuhan ini ditutup dengan diberikannya 4 buah gunungan kepada masyarakat yang datang di lokasi acara. Lurah Girisuko, Jamin Paryanto mengatakan bahwa labuhan ini merupakan sebuah tradisi yang sudah ada sejak zaman leluhur, dan terus dilaksanakan setiap tahunnya.
“Kegiatan UMKM, kegiatan yang ada di Girisuko, yang jelas tradisional, tradisi jawa, kegiatannya, gunungan, genduren bersama diantara Padukuhan Temuireng 1 dan Temuireng 2 saya jadikan satu” ujar Lurah Girisuko, Jamin Paryanto.
Warga Kalurahan Girisuko berharap, tradisi labuhan ini dapat terus dilaksanakan sebagai upaya untuk pelestarian, sekaligus sebagai bentuk penghormatan bagi para leluhur setempat.