Yogyakarta Tuan Rumah Festival Film Internasional Alternativa

Yogyakarta Tuan Rumah Festival Film Internasional Alternativa

TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI

Yogyakarta sebagai kota kreatif terpilih sebagai tuan Festival Film Internasional Alternativa           , ajang ini digelar sebagai wadah sineas muda yang sedang berkembang untuk tampil di tingkat internasional.

Sejak dibuka tanggal 17 Juni 2024 lalu, telah masuk ribuan film karya sineas muda dengan peserta terbanyak dari indonesia, film yang dikirim memiliki banyak genre seperti film panjang, dokumenter, animasi, dan film campuran.

Akhir bulan November 2024 nanti, Yogyakarta akan menjadi tuan rumah gelaran Festival Film Internasional Alternativa, pada event tersebut, akan datang ratusan sineas dari seluruh kawasan asia untuk unjuk gigi terkait karya film mereka dengan ragam genrenya, film-film yang dikirimkan dalam festival ini biasanya mengangkat isu-isu sosial kekinian yang terjadi di dunia, misalnya lingkungan atau kemanusiaan, sampai saat ini, panitia telah menerima kiriman film sebanyak 1000 lebih dari 33 negara dan jumlah kiriman film tersebut naik 2 kali lipat dari festival pada tahun sebelumnya di Kazakhstan, Indonesia sendiri menjadi negara pengirim film terbanyak, yaitu 206 film, kemudian disusul filipina dengan jumlah 132 film, selain awards, akan banyak digelar sejumlah kegiatan yang dipusatkan di gelanggang inovasi dan kreativitas ugm terkait perfilman seperti lokakarya, pameran, tatap muka para sineas produser komunitas film bersama para profesional di bidang perfilman, komite seleksi penghargaan film alternativa pun diisi oleh puluhan pakar film dari seluruh dunia seperti sutradara, produser, tokoh masyarakat, dan LSM, sutradara kenamaan, Garin Nugroho menyambut baik festival film internasional alternativa karena akan berdampak pada berkembangnya dunia film di Indonesia, menurutnya, dunia seni, termasuk film akan berkembang jika memiliki banyak jaringan antarnegara karena akan memunculkan banyak diskusi kreasi dan referensi inovasi, harapannya, sineas-sineas indonesia khususnya yogyakarta akan memiliki banyak perspektif atau cara pandang terkait pembuatan film setelah menyaksikan ratusan karya film dari sineas luar, film-film yang dihasilkan pun nantinya akan bisa berdampak pada perubahan sosial dan budaya masyarakat ke arah yang lebih baik.

“Saya merekomendasikan Yogyakarta menjadi tuan rumah Festival Film Internasional Alternativa, karena dulu saya disini, Yogyakarta merupakan komunitas yang sangat kuat dalam bidang industry kreatif, khususnya industry perfilman, banyak anak-anak industry film, dan media komunitas seni juga sangat kuat. Dan juga tokoh-tokoh yang luar biasa di dunia perfilm-an” ujar Wahyu Ramadhan.

Diketahui, Festival Film Internasional Alternativa bersifat nomaden sehingga akan memberi ruang setiap negara yang ditunjuk sebagai tuan rumah untuk memunculkan banyak isu-isu sosialnya, ajang festival ini juga bertujuan untuk mewadahi para sineas muda yang baru berkembang dan belum dikenal agar lebih tampil di skala global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *