Penanganan Paska Bencana di Merapi Jadi Sarana Pembelajaran

Penanganan Paska Bencana di Merapi Jadi Sarana Pembelajaran

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Penanganan paska terjadinya bencana alam dinilai sangat penting untuk dilakukan, karena  menjadi bagian dari upaya rehabilitasi dan rekontruksi di lokasi yang terdampak.

Hal itu mengemuka saat jajaran BPBD, perwakilan RT dan unsur pemerintahan kelurahan serta kecamatan se-Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur melakukan studi tiru kemampuan penanganan bencana di kawasan Merapi Kabupaten Sleman.

Upaya menimba ilmu atau studi tiru guna meningkatkan kemampuan manajemen penanganan paska terjadinya bencana alam kali ini salah satunya dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah, BPBD, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Timur beserta rombongan yang terdiri dari perwakilan RT, pemerintah desa dan aparatur kecamatan se- Kabupaten Kutai Timur. Kunjungan studi tiru yakni dengan melihat langsung ke lokasi terdampak erupsi Gunung Merapi 2010 silam seperti di bekas pemukiman warga dan di Museum Terbuka Volcano Park Bakalan, Kalurahan Kepuharjo, Kapanewon Cangkringan. Bersama dengan camat, kepala desa dan ketua RT, dari 4 kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, studi tiru penanganan pasca bencana di dua desa ini dipilih karena dianggap mampu melakukan penanganan paska bencana alam dengan baik. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kutai Timur, Muhammad Idris Syam, meskipun secara bencana agak berbeda karena di Kutai Timur lebih banyak bencana banjir dan tanah longsor,  manajemen penanganan dan terapi yang diterapkan pasca bencana setidaknya mempunyai prosedur bagus untuk ditiru. Pelibatan warga dalam penanganan secara gotong royong dan peningkatan kemampuan mitigasi bencana setiap warga sangat menarik untuk dipelajari. Diakuinya, pihaknya dalam tahap pemulihan dan saat ini belum terlalu komplit melakukan penanganan sehingga dengan melakukan studi tiru ke Yogyakarta khususnya di Merapi, bisa menjadi sarana belajar untuk mengadopsi praktik terbaik dalam manajemen penanganan paska bencana dan memastikan pemulihan yang berkelanjutan.

“Di Kabupaten Kutai Timur, yang sering terjadi itu banjir, terkait dengan rehbailitasi pasca bencana, kami melihat di Yogyakarta khususnya di Merapi itu sering melaksanakan kegiatan penanggulangan pasca bencana” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kutai Timur, Muhammad Idris Syam.

Tak hanya mengunjungi lokasi terdampak, kegiatan juga diisi dengan pemaparan materi oleh Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana, FPRB, Kalurahan Argomulyo. Materi yang disampaikan meliputi berbagai langkah yang telah di lakukan dalam proses terbentuknya destana Kalurahan Argomulyo, terbentuknya Forum Pengurangan Resiko Bencana, FPRB, penanganan barak penggungsian sampai dengan terbentuknya pengurus untuk penanganan pengurangan resiko bencana di tingkat padukuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *