TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Tak dipungkiri, digitalisasi telah menyasar banyak sektor, tak terkecuali dunia permuseuman di Yogyakarta, salah satunya, menyulap Museum Biopaleo Anthropologi dan Anatomi Milik UGM menjadi lebih interaktif.
Dengan digitalisasi, pengunjung akan cukup menyentuh layar dan informasi yang diinginkan akan segera tersaji, tawaran kemudahan interkasi ini diharapkan akan mengundang banyak orang, terutama kalangan muda untuk berkunjung.
Sejumlah sentuhan digital mewarnai revitalisasi Museum Biopaleo Anthropologi dan Anatomi Milik UGM, tepatnya di Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan. Dengan digitalisasi, pengunjung akan mendapatkan informasi sejarah yang disajikan dengan sekali sentuh pada monitor, misal keterangan tentang sejarah evolusi dengan berbagai peninggalan artefaknya. Dengan tampilan display yang atraktif dan interaktif, harapannya juga akan memberikan kesan baru kepada para pengunjung bahwa mengunjungi museum sekarang ini mengasyikan, tidak membosankan seperti dahulu. Di sisi lain, selain bangunan gedung yang baru, di depan Museum Biopaleo Anthropologi dan Anatomi Milik UGM juga dilengkapi dengan berbagai ornamen patung manusia purba sehingga semakin menghidupkan suasana kepurbaan museum. Di dalam museum pun, pengunjung dapat berfoto di depan ornamen sesosok kera berukuran raksasa. Untuk koleksi tertua, museum ini menampilkan fosil batok tengkorak yang tidak utuh phitecanthropus erectus yang berusia kira-kira lebih dari 1 juta tahun. Untuk fosil hewan, terdapat gading dan tulang gajah purba asal jawa yang kira-kira berusia 100 ribu tahun yang lalu. Tulang gajah ini ditemukan di sangiran jawa tengah tahun 1981. Tak hanya gajah purba, juga terdapat koleksi kepala kerbau purba dan tanduk rusa purba. Almarhum Guru Besar UGM di bidang paleoantrhopologi, Profesor Tengku Jacob menjadi sosok berjasa di balik puluhan koleksi fosil di Museum UGM yang didirikan sejak Tahun 1989 ini, sehingga sampai saat ini, fosil dapat terus terjaga dan terawat keberadaannya. Untuk pencapaian tertinggi, sang profesor berhasil memulangkan fosil-fosil penting yang sebelumnya disimpan di negara-negara asing seperti Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat.
“Menjadi lebih dapat dinikmati, bahwa ini sumber belajar, bukan hanya untuk yang ada di UGM tapi bisa dinikmati buat publik, berharap musem ini adalah museum Biopaleo Anthropologi dan Anatomi di Indonesia Cuma 1, menurut saya ini sumber belajar yang sangat penting dan bermakna sekali” ujar Rektor UGM, Ova Emilia.
Museum Biopaleo Anthropologi dan Anatomi Milik UGM tidak hanya menampilkan fosil-fosil purba, tetapi pemahaman mendalam tentang proses evolusi, karakteristik tengkorak primata, evolusi gigi manusia, dan variasi morfologi, sedangkan, museum anatomi menyajikan koleksi yang memetakan tubuh manusia dengan detail seperti rangka otot, organ-organ penting, dan embriologi perjalanan manusia sejak dalam kandungan.