TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG NUGROHO-ARIEF HERIAWAN
Para ibu yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Mandiri Gejayan sudah 2 tahun terakhir mulai menanam berbagai sayuran dan buah untuk mewujudkan swasembada pangan keluarga.
Para ibu kelompok wanita tadi memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 800 meter persegi yang berada di wilayah condongcatur depok sleman mengolah lahan pekarangan menjadi lahan produktif.
Lahan pekarangan yang dulunya tidak produktif kini terasa sangat indah dengan buah tomat dan cabai yang mulai memerah berpadu hijaunya daun bawang tampak menyegarkan. Tidak hanya itu sekitar lahan tersebut sudah tumbuh berbagai ruang usaha karena memang berada ditengah pemukiman padat di wilayah Codongcatur, Sleman. Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Mandiri Gejayan, Retno Setyani Nugraheni menceritakan, bahwa ia bersama para ibu lainnya dari 10 rt sekitar mulai menanam tanaman produktif sekitar dua tahun lalu dengan meminta ijin pada pemilik lahan untuk memanfaatkan pekarangan sebagai lahan pertanian. Selain itu para anggota wanita tani mayoritas ibu rumah tangga, juga mendapat pendampingan untuk cara menanam. Upaya luar biasa dari KWT Srikandi mandiri ini guna mewujudkan lumbung pangan kedua bagi keluarga dan masyarakat.
“Melakukan pencanangan gerakan SRABI (Sesarengan Nanem Bibit) oleh tim TPDI 1 Kabupaten Sleman bekerjasama dengan KWT Srikandi Mandiri Gejayan, dalam rangka penyediaan lumbung pangan 2 memanfaatkan lahan pekarangan dan untuk mengendalikan inflasi” ujar Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi Mandiri Gejayan, Retno Setyani Nugraheni.
Pendamping KWT Srikandi Mandiri Gejayan Slamet Sugiono, menambahkan bahwa 2 tahun lalu ketika dihubungi para ibu dari Gejayan, ia langsung setuju mendampingi KWT Srikandi Mandiri karena mereka sangat antusias, berjuang demi ketahanan pangan.
“Selama ini peran dari KWT Srikandi Mandiri Gejayan sangat luar biasa, selain belajar menanam, dia bisa memanfaatkan lahan pekarangan untuk menjadi ketahanan pangan, lumbung pangan, kedua disini juga memunculkan dunia bisnis baru, mereka jual langsung kepada konsumen” ungkap Pendamping KWT Srikandi Mandiri Gejayan, Slamet Sugiono.
Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono, pihaknya sangat mengapresiasi karena masyarakat di gejayan berusaha memanfaatkan tanah pekarangan sebagai lahan produktif, hal ini menjadi pendukung terwujudnya lumbung pangan kedua warga.
“Kami dari Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman ditugaskan pemerintah daerah untuk mengembangkan tanaman tahan pangan di pekarangan, sehingga kami mendorong KWT-KWT untuk bergerak di bidang itu, sampai saat ini KWT di Kabupaten Sleman hampir sampai 500 KWT, dan mereka memanfaatkan lahan pekarangan untuk produksi aneka macam taneman sayuran” ujar Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman, Suparmono.
Dengan adanya pemanfaatkan pekarangan diharapkan dapat membantu produksi bahan pangan karena sleman mempunyai 1.212 dusun dan kalau setiap dusun punya KWT maka bisa swasembada pangan.