Pemuda Kulonprogo Kembangkan Alat Perangkap Hama Terkenal di Wilayah Indonesia

Pemuda Kulonprogo Kembangkan Alat Perangkap Hama Terkenal di Wilayah Indonesia

TVRI YOGYAKARTA NEWS – JATMIKO HADI

Seorang pemuda desa asal Kulonprogo, berhasil mengembangkan alat perangkap hama, yang dapat membantu petani memaksimalkan hasil pertaniannya.

Diberi nama Klaper X, siapa sangka, alat perangkap hama ini ternyata telah banyak dijual dan dimanfaatkan ribuan petani di berbagai wilayah di Indonesia.

Seperti inilah aktifitas keseharian Ihsan Muchlis Amirudin 20 Tahun, warga Padukuhan Gelaran, Kalurahan Bugel, Kapanewon Panjatan, Kulonprogo. Di sela kesibukannya sebagai mahasiswa salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta, ia masih rutin menyempatkan diri memproduksi alat perangkap hama hasil inovasinya yang diberi nama Klaper X. Dibantu ayah dan kakaknya, Ihsan nampak sibuk merangkai alat perangkap hama tersebut agar bisa segera dikirim ke sejumlah pelanggannya. Ihsan mengaku mulai mengembangkan alat ini sejak tahun 2020 lalu, saat ia masih dusuk di bangku SMK. Berawal dari keprihatinannya mendengar banyak keluhan serangan hama dari para petani di sekitar rumahnya, ia pun mulai mengembangkan alat ini secara sederhana. Mekanisme alat perangkap hama ini mirip dengan perangkap nyamuk. Yakni menggunakan lampu sinar ultraviolet bertenaga surya sebagai komponen utama. Difungsikan saat malam hari, alat ini mampu menangkap hama serangga dengan memanfaatkan nampan kecil di bawah lampu yang telah diisi air sabun.setelah melalui sejumlah pengembangan, kini Klaper X telah memiliki hak paten dan diakui sebagai alat perangkap hama yang cukup efektif mengurangi dampak serangan hama tanaman holtikultura. Dibanderol dengan harga 250 ribu per unit, Klaper X buatan Ihsan ini bahkan telah banyak dipesan sejumlah instansi pemerintah, mulai dari Dinas Pertanian di sejumlah daerah, hingga Kementerian Pertanian RI.

Hingga saat ini sedikitnya 2.500 unit alat perangkap hama yang diproduksi dan dikirim ke berbagai wilayah, baik itu di seluruh Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga NTT.

“Kelebihannya sendiri, terutama ramah lingkungan, jadi biasanya menggunakan penyemprotan insektisida kimia itu tidak ramah lingkungan, jadi kalau menggunakan alat ini bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia, lalu dari segi biaya, kalau menggunakan penyemprotan konvensional itu mahal, sekali semprot bisa menelan biaya 150-200 ribu, bahkan setiap 2-4 hari bisa melakukan penyemprotan, dengan menggunakan alat ini sekali pasang di awal musim bisa digunakan terus menerus” ungkap Ihsan Muchlis Amirudin, seorang innovator alat perangkap hama Klaper X.

Lahir dari keluarga petani sederhana, Ihsan mengaku senang bisa ikut berkontribusi membantu para petani dan memajukan dunia pertanian di Indonesia. Salah satunya dengan memanfaatkan teknologi tepat guna, untuk membantu mengatasi persoalan dan tantangan yang ada. Ia pun bertekad akan terus berinovasi serta mengembangkan jenis-jenis alat pengusir hama lainnya, demi memaksimalkan hasil panen sekaligus meminimalisir dampak serangan hama yang selama ini selalu menjadi momok bagi para petani di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *