Proyeksikan DAK Atap Beton Sebagai Lahan Pertanian di Masa Depan

Proyeksikan DAK Atap Beton Sebagai Lahan Pertanian di Masa Depan

TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI

Semakin menyempitnya lahan pertanian di Kota Yogyakarta menuntut adanya terobosan inovasi, salah satunya, memanfaatkan lahan kosong di atap DAK beton untuk pertanian hidroponik.

 keunggulan pertanian sistem hidroponik tidak memerlukan media tanam berupa tanah karena hanya menggunakan air, di sisi lain, pemupukannya pun bisa dilakukan dengan memanfaatkan pupuk cair organik yang bisa dibuat secara mandiri.

Dinas Pertanian Kota Yogyakarta akan memproyeksikan lahan kosong di atap DAK beton untuk kegiatan pertanian di masa yang akan datang. Saat ini sedang dilakukan proses inventarisasi terkait luasan lahan kosong atap dak beton di berbagai wilayah dengan menyasar rumah warga, perkantoran, dan bangunan hotel. Sebagai contoh nyata, salah satu hotel di kawasan Tugu Pal Putih telah memanfaatkan lahan kosong di rooftop-nya untuk menanam berbagai jenis sayuran segar dengan sistem hidroponik dengan pembibitan sendiri. Untuk pupuknya, pihak hotel pun tidak perlu membelinya karena selama ini telah mengolah sampah organiknya menjadi pupuk cair atau POC. Pengolahannya pun cukup mudah dengan hanya mencampur sampah organik hotel dengan cairan molase dalam media tong plastik, lalu ditutup rapat. Dalam waktu seminggu, pupuk cair sudah bisa dipanen untuk dimanfaatkan pada tanaman. Pemberian pupuk cair pun dilakukan setiap 3 hari sekali sehingga pekerjaan utama para karyawan hotel tidak terganggu. Untuk kendalanya, faktor alam seperti hujan lebat dengan angin kencang sering menumbangkan dan mematahkan sayuran sehingga harus dipanen lebih awal. PJ Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto pun menyempatkan diri untuk melakukan panen sayuran hidroponik di dak atap beton ini . Menurut Sugeng, pertanian sistem hidroponik di Kota Yogyakarta menjadi salah satu pilihan yang tepat di masa-masa yang akan datang. Hidroponik pun selaras dengan banyaknya masyarakat kota yang telah mampu secara mandiri mengolah sampah organik menjadi pupuk cair sehingga ada kesinambungan. Menurutnya, trend penamaman sayuran segar dengan pupuk organik akan semakin diminati karena saat ini masyarakat semakin sadar untuk berperilaku hidup sehat, sedangkan, untuk pihak hotel, nantinya dapat menawarkan kebun sayuran hidroponiknya kepada para tamu untuk memanennya sendiri dan memasaknya langsung bersama koki hotel di rooftop sebagai atraksi baru di Kota Yogyakarta.

“Bahwa banyak rumah, banyak kantor, apalagi hotel yang memiliki rooftop diatas, meskipun kami belum selesai mendata, tapi saya yakin ini luasannya cukup untuk bagaimana menginisiasi menjawab tantangan kebutuhan masyarakat terhadap pangan segar asal tumbuhan” ungkap PJ Walikota Yogyakarta, Sugeng Purwanto.

Sat ini, di Kota Yogyakarta, program hidroponik menjadi metode urban framing yang terus digalakkan untuk menggerakkan jenis pertanian kota dengan menyesuaikan kondisikan wilayah-wilayahnya, Cokrodiningratan menjadi salah satu kampung yang telah memanfaatkan hidroponik statis sistem sumbu samping dengan bermodal galon bekas untuk memenuhi kebutuhan sayuran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *