Ratusan Ribu Tenaga Kerja Terserap Industri Batik Dalam Negeri

Ratusan Ribu Tenaga Kerja Terserap Industri Batik Dalam Negeri

TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI-UCU ANDRITAMA

Industri batik dalam negeri, tercatat sudah menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja, hingga Agustus 2024.

Mereka tersebar di 201 sentra industri, hampir 5.500 Industri Kecil Menengah, di 11 provinsi.

Di negara berkembang, kebijakan industrialisasi cenderung berjalan tersendat-sendat, termasuk Indonesia. Namun di kalangan industri kreatif pada industri batik dan batik fashion, seperti pada lebih dari 10 pusat produksi batik, antara lain di Surakarta, Yogyakarta, Pekalongan, dan Minahasa, industrialisasi batik dan batik fashion, bertumbuh dengan mantap. Termasuk munculnya partisipasi ibu-ibu, yang aktif sebagai wirausaha pada industri ini, serta munculnya penciptaan desain batik, yang inovatif. Industri batik dan batik fashion, bahkan bertumbuh dari kearifan lokal, bukan dari pengetahuan atau keterampilan yang didatangkan dari lain negara. Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengatakan hal itu, saat melakukan kunjungan kerja spesifik, ke balai besar standardisasi dan pelayanan jasa industri kerajinan dan batik, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, di Jalan Kusumanegara, Kota Yogyakarta. Menurutnya, data Kementerian Perindustrian Republik Indonesia menyatakan, industri batik dalam negeri, tercatat sudah menyerap lebih dari 200 ribu tenaga kerja hingga Agustus 2024. Mereka tersebar di 201 sentra industri, hampir 5.500 Industri Kecil Menengah, di 11 provinsi. Ratusan ribu pekerja di sektor industri kerajinan batik itu, turut memberikan kontribusi besar terhadap neraca ekspor Indonesia, dengan kuantitas periode Januari hingga Juli atau semester pertama 2024, mencapai 9,45 juta dolar Amerika Serikat.

“Kalau perlu target kita kedepan adalah bagaimana produk-produk lokal kita termasuk dan terutama batik bisa kita jual belikan di luar negeri, kita jadikan produk internasional di pasar global, dengan begitu manfaatnya besar bagi kita semua. Saya yakin kalau industri batik ini dikembangkan, ini mutu dan kualitasnya jauh lebih tinggi dari pada batik- batik dari Negara-negara lain, apalagi batik-batik kita sudah terjamin kualitasnya” ujar Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Saleh Partaonan Daulay.

Pemerintah Republik Indonesia, telah memiliki strategi pengembangan Industri Kecil Menengah batik dalam negeri, mulai dari penerapan prinsip industri 4.0, pembangunan dan revitalisasi sentra IKM, promosi dan pameran, pengembangan SDM, hingga program restrukturisasi mesin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *