TVRI YOGYAKARTA NEWS – ADHITYA PUTRATAMA
Meski banyak yang mencari untuk dijadikan makanan, fenomena kemunculan ulat jati menimbulkan keresahan tersendiri bagi sebagian masyarakat di Kabupaten Gunungkidul.
Sebagian masyarakat memilih untuk memberantas ulat jati, karena merasa geli dengan bentuknya serta jumlahnya yang banyak.
Sejak sepekan terakhir, masyarakat di Kabupaten Gunungkidul disibukkan dengan kemunculan ulat jati, atau yang lebih dikenal dengan sebutan ungkrung. Kemunculan ungkrung tersebut menimbulkan kesan yang berbeda beda bagi masyarakat di kabupaten gunungkidul. Meskipun mayoritas memilih untuk mengolah ungkrung menjadi makanan pengganti lauk, bagi sebagian masyarakat yang lain, kemunculan ungkrung menimbulkan keresahan tersendiri. Hal ini karena banyaknya ungkrung yang bergelantungan di pohon pohon di tepijalan sehingga membuat pengendara yang melintas merasa terganggu. Selain itu, banyak ulat jati yang sampai masuk dan menempel ke sekitaran bangunan rumah. Masyarakat yang merasa geli memilih untuk memberantas koloni ulat jati yang menempel di dinding dinding rumah. Seperti yang terjadi di Kantor BPBD Kabupaten Gunungkidul ini. Terlihat banyak ulat jati yang menempel di dinding bangunan. Para pegawai di BPBD Kabupaten Gunungkidul memilih untuk memberantas ulat jati dengan disemprot menggunakan cairan pembasmi hama.
“Mulai menyerang sejak sekitar Jumat sore sampai sekarang, jumlah nya tidak bisa terhitung, mungkin mau berubah menjadi kepompong, makanya mencari tempat, cara mengatasinya menyemprotkan cairan pembasmi hama” ujar Sugiono, salah seorang pegawai BPBD Kabupaten Gunungkidul.
Meskipun cukup menguras tenaga, dengan disemprot oleh cairan pembasmi hama diharapkan mampu menghalau ulat jati, untuk tidak masuk ke dalam bangunan.