TVRI YOGYAKARTA NEWS – PAULUS YESAYA JATI
Bermain gamelan menjadi kontribusi nyata dalam pelestarian budaya bangsa. Inilah yang ditampilkan dalam parade gamelan anak tahun 2024 dalam rangka Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-69.
Ajang ini menjadi wadah apresiasi setelah para peserta yang rata-rata siswa-siswi SD berlatih menabuh gamelan di sekolahnya. Harapannya, dengan terampil bermain gamelan, akan lahir generasi muda yang mencintai warisan budaya sejak dini.
Parade gamelan anak 2024, diikuti para peserta yang masih duduk di bangku SD. Mereka sangat terampil membawakan langgam jawa dengan iringan gamelan. Siswa-siswi tampak begitu luwes menabuh gamelan. Parade gamelan ini digelar dalam rangkaian memperingati Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-69. Sebelum parade dimulai piala penampil terbaik diarak oleh panitia bersama peserta menuju panggung perlombaan sebagai wujud semangat dalam pelestarian gamelan. Acara rutin yang kelima belas kali ini diikuti 11 kelompok dari berbagai Sekolah Dasar di DIY dan Jateng. Antusias para peserta pun cukup tinggi. Hal ini selaras dengan tema yang diangkat semarak gangsa hamerti buwana, yakni mengajak anak-anak untuk bangga dan mencintai warisan budanya sejak dini. Setiap kelompok terdiri dari 18 sampai 20 anak. Sejumlah lagu yang dibawakan berjudul cublak-cublak suweng dan sluku-sluku bathok. Wakil rektor 4, sekaligus Ketua Panitia Dies Natalis Universitas Sanata Dharma ke-69 Caecilia Tutyandari mengungkapkan apresiasinya kepada anak-anak yang berani tampil untuk menunjukkan kreatifitasnya dalam berbudaya termasuk mengenakan baju adat. Keistimewaan parade gamelan anak tahun 2024 ini, digelar di halaman beringin soekarno yang bersejarah, karena ditanam langsung oleh presiden indonesia pertama soekarno dan masih lestari hingga saat ini. Harapannya, pelestarian budaya seperti gamelan akan mampu terus tumbuh selayaknya pohon beringin Soekarno.
“Ini menjadi salah satu kepedulian kami terhadap budaya lokal, ditengah globalisasi yang seperti ini, ditengah motivasi untuk go internasional, kami tetap menjaga budaya lokal harus di lestarikan. Sebetulnya ini hanya kebetulan, aslinya acara ini digelar di panggung, karena memang agenda bersamaan, maka kita lakukan disini, sekalian memperkenalkan tempat di kampus kami” ujar
Selain penampil terbaik, juga diberikan apresiasi kepada pengendang terbaik, penabuh saron terbaik, penabuh kempul terbaik, penyanyi terbaik.