TVRI YOGYAKARTA NEWS – OSEANI PUTRI
Dalam kerangka pengentasan kemiskinan di wilayah Kapanewon Mlati, Pemerintah Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar rapat koordinasi pentahelix implementasi inovasi satu hati di Pendopo Kapanewon Mlati.
Melalui kegiatan ini, kapanewon mlati mencoba menginisiasi sebuah gerakan membantu warga yang kurang beruntung yang belum tersasar program pemerintah. Tiga tujuan dasar program ini adalah cerdaskan mlati, sehatkan mlati, dan makmurkan mlati.
Untuk menyikapi dinamika permasalahan sosial yakni kemiskinan, kesehatan dan pendidikan, Pemerintah Kapanewon Mlati Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta menggagas inovasi satu hati atau sinergi aksi untuk mensejahterakan mlati. Inovasi ini merupakan penyinergian potensi serta sumber pembiayaan dari berbagai jalur multi stakeholder melalui kerjasama kapanewon mlati bersama tim penaggulangan kemiskinan dengan melibatkan peran multi stakleholder. Sejak dicanangkan pada tahun 2019, mlati satu hati telah membuat berbagai kegiatan, sesuai dengan kerangkanya. 3 hal yang menjadi fokus inovasi, yaitu sehatkan Mlati, cerdaskan mlati, dan makmurkan mlati. Dalam rangka membahas sekaligus memaparkan berbagai kegiatan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan dalam invasi satu hati, pemerintah Kapanewon Mlati kembali menggelar rapat koordinasi pentahelix implementasi inovasi satu hati. Kegiatan ini juga merupakan bentuk transparansi Kapanewon Mlati terkait upaya upaya yang telah dilakukan dalam satu hati. Rapat koordinasi dihadiri oleh Forkompim Kapanewon Mlati, tim inovasi satu hati, pilar-pilar sosial, akademis, pengusaha dan swasta yang ada di wilayah Kapanewon Mlati. Dalam paparannya Panewu Mlati, Arifin menyampaikan problematika permasalahan sosial sangat dinamis dan ada yang memerlukan penanganan cepat. Disisi lain program pemerintah belum sepenuhnya dapat mengcover berbagai komponen permasalahan masyarakat.
“Kendalanya memang yang pertama dari sisi kolekting finisihing, karena sudah ada beberapa kegiatan yang dilakukan seperti di kabupaten ada TJSP, di kami pengusaha besar itu sudah melakukan pemberian bantuan ke kabupaten, atau mereka sudah punya program sendiri, sehingga hanya beberapa pengusaha yang siap membantu program kami, dari sisi data saya fikir tidak ada masalah hanya di tingkatan implementasi memang terkadang ada beberapa persoalan seperti anti social, yang mau kita bantu itu anti social, sehingga masyarakat tidak mau membantu, inilah yang menjadi persoalan kita” ujar Panewu Mlati, Arifin.
Dalam kesempatan ini diserahkan pula bantuan secara simbolis yakni bantuan usaha berupa gerobak angkringan kepada 5 orang warga Mlati serta bantuan sarana prasarana sekolah berupa papan tulis atau white board untuk belasan paud di Kapanewon Mlati.
Melalui inovasi satu hati penangannan masalah sosial yang semula dilakukan secara sepihak, menjadi langkah sinergis yang kolaboratif dan melibatkan multistakeholder. Inovasi ini diharapkan bisa membangun dan menumbuhkan kepedulian dari semua pihak untuk bersama-sama mengatasi berbagai permasalahan sosial yang ada di masyarakat.