Bekam, Metode Pengobatan Tradisional Islam

Bekam, Metode Pengobatan Tradisional Islam

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Banyak metode pengobatan guna menyembuhkan penyakit maupun untuk merawat dan meningkatkan kesehatan tubuh.

Dari sekian banyak metode itu, bekam menjadi pengobatan tradisional islam yang saat ini mulai digandrungi banyak orang.

Kegiatan yang  melibatkan para ahli bekam profesional bersertifikat ini menjadikan masyarakat merasa aman dan nyaman saat melakukan bekam. Salah satunya seperti yang digelar Takmir Masjid Al-Mujahidin di Padukukuhan Cokrowijayan, Kalurahan Banyuraden, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman. Bekam sendiri merupakan salah satu metode pengobatan yang betul-betul sudah dijalankan oleh rasulullah. Tak heran jika diriwayatkan rasul tidak pernah sakit karena salah satu dalam merawat kesehatannya adalah dengan menjalankan bekam. Dijelaskan, bekam mampu melancarkan darah dan membuang darah kotor. Dalam pelaksanaannya, bekam ada dua jenis diantaranya bekam basah yaitu bekam dengan cara mengeluarkan darah kotor, selainnya adalah bekam kering. Kedua jenis itu bisa dilakukan pada titik tertentu, mulai dari puncak kepala, titik kahil yakni di pangkal tungkak, belakang kepala, bahu, dan pinggang sehingga melancarkan darah dan bisa menyembuhkan sejumlah penyakit. Menurut penyelenggara, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan manfaat kesehatan kepada masyarakat sekaligus mempererat tali silaturahmi. Harapannya, masjid bisa menjadi tempat yang tak hanya untuk ibadah, namun juga kegiatan sosial lainnya.

“Kami bekerjasama pengurus Takmir Masjid Al-Mujahidin bersama sahabat igun nabawi bersama pak Maryanto, kegiatan ini banyak sekali ada bekam, akupuntur, bio elektrik” ujar Ketua Takmir Masjid Al-Mujahidin, Haris Ari Wibowo.

Selain layanan kesehatan gratis dengan metode bekam, kegiatan sosial yang dilakukan di serambi masjid ini juga dilengkapi dengan pemeriksaan kesehatan dasar lain seperti cek tekanan darah dan konsultasi kesehatan secara gratis. Kegiatan pun disambut antusias sebagian besar kalangan lansia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *