TVRI YOGYAKARTA NEWS – AGUNG HANGGARA
Badan Pusat Statistik, BPS mencatat Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami inflasi terendah sepanjang tahun 2024 pada bulan november secara year on year sebesar 1,14%.
Komoditas dominan penyumbang inflasi pada November 2024 secara yoy terjadi pada emas perhiasan, kopi bubuk sebesar, bawang merah, minyak goreng dan gula pasir.
Dalam keterangan kepada awak media di Kantor BPS DIY, Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menyampaikan, sepanjang tahun 2024 inflasi di DIY cenderung mengalami fluktuasi. Menurutnya pada awal tahun untuk inflasi tahun ke tahun 2,6% dan cenderung fluktuasi, sementara sejak bulan Agustus hingga November cenderung mengalami penurunan. Herum menjelaskan, kelompok komoditas berdasarkan kelompok pengeluaran adalah perawatan pribadi dan jasa lainya sebesar 0,52% oleh komoditas emas dan perhiasan. Disusul oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,13%. Ia menyampaikan bahwa kelompok makanan, minuman dan tembakau yang pada bulan-bulan sebelumnya selalu menyumbang inflasi tertinggi mulai bergeser di posisi kedua tertinggi. Sementara kelompok pengeluaran penyumbang deflasi pada 2024 disumbangkan oleh kelompok komoditas transportasi dan informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil masing-masing 0,02%.
“Inflasi bulan ini kan lebih tinggi daripada bulan lalu, biasanya Desember lebih tinggi lagi, karena biasanya komoditas mengalami kenaikan, tetapi belum tentu selamanya seperti itu, nanti kita lihat perkembangannya, kalau ada kebijakan pemerintah itu nanti bisa menjadi beda antar tahunnya, kalau ada kebijakan maka akan berpengeraruh pada tarif dan harga yang akan kita catat di bulan Desember” ujar Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati.
Herum mengatakan, komoditas dominan penyumbang inflasi pada November 2024 secara yoy terjadi pada emas perhiasan yakni memberikan andil inflasi (0,38%), kopi bubuk sebesar (0,17%), bawang merah (0,06%), minyak goreng dan gula pasir (0,05%).