TVRI YOGYAKARTA NEWS – HERDIAN GIRI
Hampir 30 ribu kepala keluarga di Kota Yogyakarta, menerima alokasi bantuan pangan, dari Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik, Rabu pagi.
Alokasi tersebut merupakan bantuan pangan untuk bulan Desember 2024, dengan masing-masing penerima manfaat mendapat jatah 10 kilogram beras.
Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Wahyu Suparyono, hadir langsung memantau distribusi bantuan pangan, di Kelurahan Pringgokusuman, Gedongtengen, Kota Yogyakarta. Menurutnya, skema distribusi beras, harus dipastikan kelancarannya, agar program pemerintah pusat itu, benar-benar tepat sasaran.
“Kegiatan ini adalah program dari pemerintah, kami dari tim Bulog sebagai operator ditugaskan untuk menyetorkan bantuan tersebut, penyaluran bantuan pangan dalam bentuk beras masing-masing 10 kg ini untuk penerima bantuan pangan ini program dari pemerintah yang sudah berjalan lama, khusus di kelurahan ini kami bagikan 1.084” ujar Dirut Perum Bulog, Wahyu Suparyono.
Sementara itu, Kepala Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid menyampaikan, secara rinci total penerima bantuan beras gratis di seluruh wilayah kota gudeg tahun 2024, lebih dari 27 ribu orang. Distribusi beras gratis tersebut, selesai pada bulan Desember 2024.
“Untuk kota Yogyakarta masih tepat dengan total 27.276 penerima bantuan, dan khusus untuk wilayah Pringgokusuman ini 1 kelurahan 1.084 untuk Gedongtengen 1.400 an” ujar Kepala Bidang Pangan, Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Imam Nurwahid.
Salah seorang penerima bantuan beras gratis lismiyati mengaku, saat ini harga beras di pasaran masuk kategori mahal bagi masyarakat miskin.
“Kalau harga beras di pasar 15.000 perkilogram, menurut saya harganya mahal sekali, dengan adanya pembagian sembako ini sangat membantu untuk saya dan keluarga” ujar Lismiyati, salah seorang penerima bantuan pangan.
Program bantuan beras gratis, untuk tahun 2025 berpotensi masih akan berjalan. Namun jumlah penerimanya berpotensi turun karena ada beberapa evaluasi. Seperti, sudah ada masyarakat yang taraf hidupnya naik, menjadi layak, sehingga tidak lagi, menerima bantuan beras gratis.