Pentaskan Roro Jonggrang, Murid SLB Pukau Penonton

Pentaskan Roro Jonggrang, Murid SLB Pukau Penonton

TVRI YOGYAKARTA NEWS – MUCHAMMAD RIDWAN

Pementasan tari drama kolosal oleh murid dan guru Sekolah Luar Biasa, SLB, menjadi salah satu kegiatan yang ditampilkan di Komplek Candi Banyunibo, Kalurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman.

Penampilan para murid Sekolah Luar Biasa, SLB, ini menjadi rangkaian Jogja Inclusive Art Festival dengan pesan perdamaian diatas panggung.

Berlangsung di Komplek Candi Banyunibo, Kalurahan Bokoharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, kegiatan ini mengusung tema gelar seneng-seneng bocah dengan slogan tuwuh rukun wiwit cilik, urip sehat kanthi banyu resik atau tumbuh rukun dari kecil, hidup sehat dengan air bersih. Festival ini merayakan kegembiraan anak-anak dengan menanamkan nilai perdamaian sejak dini. Berbagai kegiatan yang digelar, salah satu penampil dari para murid sekolah luar biasa dan guru Sekolah Luar Biasa, SLB, bhakti pertiwi ini yang turut memeriahkan serangkaian jogja inclusive art festival kali ini. Membawakan cerita legenda yang merupakan kearifan lokal berjudul asmoro cidro, sebanyak 30 penari yang terdiri dari 23 siswa tuli dan tuna grahita termasuk 7 guru ini menambah meriah kegiatan. Diceritakan, kisah roro jonggrang yang menolak lamaran bandung bondowoso dengan meminta bandung bondowoso membangun seribu candi dalam semalam. Bandung bondowoso hampir berhasil menyelesaikan tugasnya dengan bantuan jin, namun roro jonggrang memerintahkan para dayang untuk membuat suara gaduh agar ayam berkokok, bandung bondowoso mengira fajar telah tiba dan mengurungkan niatnya. Karena gagal memenuhi syarat, bandung bondowoso mengutuk roro jonggrang menjadi arca yang melengkapi seribu candi yang telah dibangunnya. Penampilan yang apik oleh murid sekolah luar biasa, slb, dari difabel tuli ini tak lepas dari latihan rutin yang dilakukan selama 2 bulan selama sepekan sekali di jam ekstra.

“Kita mengambil kearifan lokal, karena kebetulan kita Sekolah Luar Biasa, SLB satu-satunya sekolah yang bakti pratiwi di Prambanan, dan di Prambanan juga punya kisahnya yang melegenda yaitu roro jonggrang dan bondowoso yang ada candinya, kita mengambil itu dan menurut kita pas” ujar Sri Purwanti, S.Pd, salah seorang guru di Sekolah Luar Biasa, SLB.

Tak hanya murid, sejumlah guru pun terlibat menampilkan jenis tarian diatas panggung. Sementara pesan perdamaian yang digelorakan beramai-ramai diatas panggung turut melengkapi kegiatan festival yang mengangkat isu-isu inklusi sosial tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *